Clinton Mengaku Hampir Tangkap Osama Sebelum 9/11

Presiden AS ke-42, Bill Clinton.
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews -
Cak Imin Siap Hadiri Sidang Putusan Sengketa Pilpres Jika Diwajibkan MK
Mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton mengaku hampir menangkap atau membunuh Osama bin Laden, sesaat sebelum peristiwa terorisme 9 September 2001. Hal ini disampaikannya dalam sebuah pidato 13 tahun yang diperdengarkan lagi baru-baru ini.

ISIS Tembaki 20 Pejuang Bersenjata Palestina hingga Tewas di Suriah

Dalam rekaman yang dimiliki oleh mantan pemimpin Partai Liberal Australia Michael Kroger, Clinton mengatakan Osama membuat pemerintah AS kewalahan. Pidato ini disampaikan Clinton di Melbourne tepat di hari dua pesawat menghantam gedung kembar WTC di New York.
Buntut Polemik Dana Pembangunan Masjid, Perilaku Buruk Masa Lalu Daud Kim Kini Mencuat


"Saya berpikir, kau tahu, jika saya seorang Osama bin Laden. Dia adalah pria yang pintas, saya menghabiskan waktu memikirkannya. Dan saya hampir menangkapnya sekali. Saya hampir menangkapnya," kata Clinton kala itu, dikutip dari
News.com.au
, Jumat 1 Agustus 2014.


Clinton mengatakan bisa saja mengebom tempat yang diduga persembunyian Osama saat itu di Kandahar, Afganistan. Tapi dia memikirkan soal nasib warga sipil di dalamnya.


"Saya bisa saja membunuhnya. Tapi saya akan juga menghancurkan kota kecil bernama Kandahar di Afganistan dan membunuh 300 anak-anak dan wanita yang tidak berdosa, dan saya akan jadi orang yang tidak lebih baik dari dirinya. Jadi saya tidak melakukannya," kata Clinton.


Kroger mengatakan dia hampir lupa memiliki rekaman itu. Selang 10 jam setelah Clinton berbicara di acara J T Campbell & Co itu, pesawat pertama menghantam gedung WTC.


Dalam laporan komisi penyelidikan 9/11 juga telah disampaikan AS beberapa kali hampir menangkap Osama baik di Afganistan maupun Somalia. Dalam laporan juga disebutkan, badan keamanan nasional berdebat soal apakah perlu mengebom Osama di Kandahar pada tahun 1998.


Disebutkan, jika serangan tetap dilancarkan, kemungkinan 200-300 warga sipil tewas dan masjid-masjid akan hancur. Beberapa pejabat tingkat bawah "marah" saat itu. Dalam laporan juga dikatakan bahwa "kita menyesal tidak melakukan serangan itu."
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya