Akibat Embargo Putin, Makanan Ini Lenyap dari Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin pada KTT APEC di Bali
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVAnews - Sepekan yang lalu Rusia melarang impor produk pertanian Amerika Serikat dan Eropa ke negaranya. Ini merupakan jawaban sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa yang melarang ekspor barang material dan pertahanan ke Negara Beruang Merah itu.
PKB dan PKS Sepakati Koalisi di Pilkada Serentak 2024, Khususnya di Jateng dan Jatim

Larangan impor ini bisa memukul perekonomian Eropa dan bisa berdampak negatif bagi perekonomian Rusia. Tak hanya itu, beberapa makanan pun bisa "lenyap" dari menu makan Rusia.
Pilpres Berakhir, Cak Imin Sebut Timnas Amin Akan Dibubarkan Besok Pagi di Rumah Anies

Dilansir CNN Money pada Kamis 14 Agustus 2014, Rusia melarang impor keju Eropa, ayam Amerika, dan makanan laut dari Norwegia.
UEA dan Indonesia Kolaborasi Kembangkan Pencak Silat dan Bulutangkis

Larangan impor bisa memukul perekonomian negara Barat yang melemah. Pada 2013, ekspor produk makanan Eropa ke Rusia senilai US$15,8 miliar. Negara Eropa menjual daging babi senilai US$1,6 miliar serta keju dan dadih (susu yang dikentalkan) senilai US$1,3 miliar ke negara tersebut.

Sementara itu, Amerika Serikat memasok makanan senilai US$1,3 miliar ke sana. Ada 25 persen dari total ekspor makanan ke sana berupa ayam dan produk unggas senilai US$310 juta.

Larangan impor ini juga tak hanya berdampak kepada negara pengekspor, tapi juga kepada warga penyuka makanan impor.

Pengimpor Terbesar

Rusia adalah negara pengimpor produk pertanian terbesar di dunia dan masih bergantung kepada pasokan makanan dari luar negeri. Menurut data Komisi Eropa, neraca perdagangan Rusia defisit US$26 triliun pada 2013.

Karena impor makanan dari Amerika Serikat dan Eropa dilarang, tentunya harga makanan tersebut akan naik dan bisa mengerek inflasi Rusia. Kini, inflasi Rusia mencapai 7,5 persen.

Seperti yang diketahui, Presiden Rusia, Vladimir Putin, membalas sanksi embargo Amerika Serikat dan Eropa kepada negaranya. Putin menjawab sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa yang memberlakukan larangan ekspor ke Rusia, seperti ekspor barang material dan pertahanan. 

Pemimpin Negara Beruang Merah ini pun membalasnya dengan menerbitkan dekrit para pengusaha Rusia mengimpor produk pertanian, makanan, dan bahan mentah dari AS dan negara anggota UE selama satu tahun.

Meskipun demikian, ada beberapa makanan yang masih bisa dikonsumsi, seperti anggur eropa, roti, pasta, dan sereal. Mereka tak termasuk ke dalam daftar makanan yang dilarang masuk ke Rusia. Pada 2013 Uni Eropa memasok anggur senilai US$733 juta ke Rusia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya