Atasi Ebola, WHO Bentuk Satgas Bersama

Dokter bekerja di ruang penelitian virus Ebola di Uganda
Sumber :
  • REUTERS/Edward Echwalu

VIVAnews - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Senin kemarin, 18 Agustus 2014, telah membentuk sebuah satuan tugas khusus bersama dengan maskapai global dan para pelaku industri pariwisata untuk mengatasi penyebaran Ebola.

Beberapa badan yang diajak bekerja sama antara lain, Organisasi Pariwisata Dunia, Dewan Internasional Bandara (ACI), Asosiasi Transportasi Udara Internasional dan Dewan Pariwisata dan Perjalanan Dunia.

Stasiun berita Channel News Asia, 19 Agustus 2014 melansir, tujuan dari dibentuknya satgas ini adalah untuk mendukung upaya global untuk mengatasi penyebaran Ebola dan memberikan respon internasional yang terkoordinir di sektor pariwisata dan perjalanan.

"Selain itu, satgas ini akan memonitor situasi dan memberikan informasi secara riil kepada sektor pariwisata dan perjalanan serta kepada para pelancong," kata perwakilan WHO.

Sesi pertama pertemuan tertutup satgas telah dilakukan pada 13 Agustus lalu. Kendati begitu, dalam pernyataan yang disampaikan Senin kemarin, WHO menegaskan belum merekomendasikan larangan apa pun bagi pelancong internasional atau pebisnis paska terjadinya penyebaran virus Ebola.

"Risiko penularan virus Ebola melalui udara juga tergolong rendah. Ebola tidak seperti penyakit influenza atau TBC. Ebola tidak menyebar dengan menghirup partikel udara yang sama seperti yang dihirup oleh individu yang terinfeksi," ujar WHO.

Namun, WHO mengingatkan kepada para pelancong untuk menghindari kontak secara langsung kepada para penderita Ebola. Selain itu, mereka harus berhati-hati dan secara rutin mempraktikan hidup bersih, seperti mencuci tangan.

"Risiko terinfeksi di pesawat udara juga kecil, karena orang yang sakit biasanya akan merasa tidak sehat, sehingga tidak mungkin memiliki kemampuan untuk bepergian. Apabila mereka terinfeksi, maka harus ada kontak langsung dengan cairan tubuh dari penderita Ebola."

Oleh sebab itu, lanjut WHO, bagi pelancong yang bepergian ke suatu negara yang telah terinfeksi virus Ebola, kemungkinan dia tertular juga kecil. Bahkan, apabila pelancong berkunjung ke area di negara yang banyak terdapat penderita Ebola, kemungkinan untuk tertular juga kecil.

Menurut WHO, kemungkinan paling besar tertular yakni di pusat kesehatan yang menangani pasien Ebola.

Kendati kemungkinan tertular masih kecil di negara yang terjangkit Ebola, WHO tetap menganjurkan setiap negara agar melakukan pemindaian di bagian kedatangan internasional di setiap bandara dan perbatasan darat.

Motor Delapan Silinder Asal China Siap Meluncur

Hal ini dilakukan sebagai pencegahan dini dan mengetahui apabila ada individu yang merasa demam dan terinfeksi gejala awal Ebola.

"Siapa pun yang merasakan gejala penyakit Ebola tidak diizinkan untuk bepergian, kecuali perjalanan itu merupakan bagian dari pengobatan seperti evakuasi. Hal serupa juga berlaku bagi individu yang telah melakukan kontak fisik dengan penderita Ebola," kata WHO.

Data dari WHO terdapat lebih dari 2.100 orang yang terinfeksi Ebola. Sebanyak 1.145 di antaranya dinyatakan tewas akibat penyakit mematikan itu. Sejauh ini, penyebaran Ebola cepat terjadi di empat negara di kawasan Afrika Barat yaitu Sierra Leone, Guinea, Nigeria, dan Liberia. (ren)

Menhan Prabowo Subianto bertemu dengan eks PM Britania Raya Tony Blair.

Tony Blair Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Menang Pilpres: Fantastis!

Pertemuan Tony Blair dengan Prabowo dilakukan di kantor Kementerian Pertahanan, Jumat hari ini.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024