Atasi Ebola, Liberia Berlakukan Jam Malam

Korban tewas akibat virus Ebola sedang disemprot disinfektan di Liberia
Sumber :
  • Reuters/ Samaritan's Purse
VIVAnews - Pemerintah Liberia pada Selasa 19 Agustus 2014, mengumumkan pemberlakuan jam malam di negaranya. Menurut Menteri Informasi Liberia, Lewis Brown, jam malam diberlakukan mulai pukul 21.00 hingga 06.00 waktu setempat. 
Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

BBC edisi Rabu 20 Agustus 2014, melansir pernyataan Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf, yang menyebutkan bahwa ia juga akan memblokir semua pergerakan manusia yang masuk dan keluar dari area West Point.
Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang

Selain pemberlakuan jam malam, Pemerintah Liberia, bahkan tengah mempertimbangkan untuk mengambil langkah pembatasan yang lebih ketat.
Hattrick! Pendeta Gilbert Dilaporkan Lagi soal Penistaan Agama ke Polda Metro

Sebelumnya di awal bulan ini, Liberia telah mengumumkan keadaan darurat Ebola. Kendati begitu, jumlah kematian akibat Ebola di Liberia, malah semakin meningkat. 

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) per 16 Agustus menyebut, dari 834 kasus Ebola di Liberia, 466 penderitanya tewas. Dalam siaran radio, Presiden Sirleaf terdengar menyalahkan jajaran pemerintahnya, karena dianggap gagal mengatasi dan mengendalikan penyebaran virus Ebola. Pemerintahannya dianggap mengabaikan peringatan publik yang disampaikan oleh pekerja kesehatan dan peringatan resmi. 

Bahkan, pada akhir pekan kemarin, fasilitas pusat karantina di daerah West Point diserang oleh pemuda bersenjata. Tidak hanya itu, pelaku penyerangan turut menjarah benda-benda milik pasien yang ada di fasilitas karantina. 

Akibat serangan itu, sebanyak 17 pasien dilaporkan menghilang. 

Namun, stasiun berita Al Jazeera hari ini melaporkan ke-17 pasien Ebola yang sempat kabur itu, kini telah ditemukan dan dipindahkan di pusat perawatan khusus. 

"Kami bahagia mengonfirmasikan bahwa semua 17 pasien telah ditemukan dan kini dirawat di pusat perawatan Ebola JFK," ungkap Menteri Lewis Brown. 

Brown mengaku juga sudah menggelar pertemuan dengan para pemimpin komunitas dan religi. Sebuah satuan tugas pun dibentuk dan siap pergi ke tiap rumah warga untuk memberi penjelasan risiko penyakit Ebola dan perlunya tindakan isolasi terhadap pasien yang terinfeksi.

Diharapkan, dengan adanya sosialiasi dari rumah ke rumah ini, warga Liberia bisa lebih memahami bahaya penyakit Ebola. Selain itu, langkah ini juga untuk menjelaskan penyakit Ebola memang ada. 

Hingga saat ini, belum diketahui obat dan vaksin untuk menyembuhkan penyakit Ebola. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya