Menlu Hammond: Pemenggal Jurnalis AS Kemungkinan Warga Inggris

JANGAN DIPAKAI
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews -- Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, mengatakan pria yang memenggal jurnalis Amerika Serikat, James Foley, kemungkinan berasal dari negaranya. Dugaan itu menguat dari aksen Bahasa Inggris yang terdengar ketika menyampaikan pesan untuk Presiden Barack Obama. 
Terpopuler: Harga Toyota Fortuner Hybrid, Land Cruiser Tangguh Versi Murah

Dilansir dari harian Inggris, The Independent, Rabu, 20 Agustus 2014, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu mengatakan video yang diunggah oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kemungkinan besar asli. Dia pun telah meminta kepada para ahli untuk menyelidiki keterlibatan warga Inggris dalam video bertajuk "sebuah pesan kepada Amerika". 
Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel

"Tentu saja, ketika melihat dan mendengar kali pertama memang kelihatan seperti yang kita duga. Kami ingin menyelidiki hal ini lebih jauh," ungkap Hammond. 
Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Selain itu, Hammond mengakui adanya jumlah warga Inggris yang turut berperang di Suriah dan Irak. Mereka diketahui ikut bergabung dengan organisasi ekstrimis. 

Data dari harian Telegraph bulan Juni lalu menyebut ada sekitar 500 warga Inggris yang berangkat ke Suriah dan Irak. Angka itu, lebih tinggi dibandingkan perkiraan Kementerian Luar Negeri Inggris yang menyebut terdapat 400 warga mereka di sana. 

Yang lebih membahayakan, menurut data mantan Kepala Anti Tindak Teror di MI6, Richard Barett, memperkirakan dari angka itu, sebanyak 300 orang di antaranya telah kembali ke Inggris. 

"Oleh sebab itu, ini menjadi salah satu alasan mengapa organisasi ini juga mengancam secara langsung keamanan nasional Inggris. Banyak dari orang-orang ini pada satu titik akan kembali pulang ke Inggris dan kemudian memberikan ancaman secara langsung kepada keamanan domestik kami," papar Hammond. 

Dia juga mengatakan video pemenggalan Foley tidak akan mengubah komitmen Inggris untuk mencegah warganya bepergian ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok teroris. 

"Justru, video itu akan meningkatkan kewaspadaan sebuah situasi yang sangat serius dan telah kami kerjakan selama berbulan-bulan," imbuh Hammond. 

Oleh sebab itu, Hammond menyebut akan memasok senjata, dukungan teknis, intelijen dan pengawasan atas permintaan Pemerintah Irak dan Kurdi untuk melawan para pejuang ISIS. Namun, dia tidak menjelaskan apakah akan mengirim pasukan Inggris ke daratan Irak. 

Untuk membahas hal itu lebih lanjut, Perdana Menteri David Cameron akan kembali ke kantornya di Downing Street hari ini. 

Sementara di mata Imam di Mesjid Makkah di kota Leeds, Qari Asim, risiko keterlibatan pemuda Muslim asal Inggris dalam kelompok ekstrimis, disebabkan militer Inggris di Irak. Asim kemudian meminta komunitas Muslim untuk bekerja sama dengan agen intelijen, pemerintah dan semua pihak untuk memastikan agar ideologi beracun yang mereka sebarkan tidak mencapai ke Inggris. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya