Informan Ini Kunci Identitas Pemenggal Wartawan AS

Shajul Islam, orang yang dibidik Intelijen Inggris
Sumber :
  • TELEGRAPH/Heathcliff O'Malley
VIVAnews -- Polisi Inggris kini tengah memburu keberadaan seorang dokter bernama Shajul Islam. Menurut seorang sumber di badan intelijen, Islam memiliki informasi mengenai pemenggal wartawan Amerika Serikat, James Foley. 
Juara Sprint Race MotoGP Amerika 2024, Maverick Vinales Tebar Ancaman

Harian Telegraph, Kamis, 21 Agustus 2014 melansir Islam diketahui pernah berangkat ke Suriah. Dia pernah ditahan dan dikenai dakwaan menculik seorang jurnalis Inggris, John Cantlie tahun 2012. Namun, dia dibebaskan karena saat sidang digelar, Cantlie tidak dapat menunjukkan bukti bahwa dia diculik Shajul. 
MotoGP Amerika 2024, Marc Marquez Makin Nyaman Incar Podium di Sesi Full Race

Sementara saat di persidangan, Shajul mengaku kepergiannya ke Suriah demi kepentingan medis. Selama di sana, dia merawat korban perang sipil. 
Masyarakat Diminta Waspada DBD dan HFMD, Kemenkes: Penyakit Tak Libur saat Libur Lebaran

Shajul bekerja sebagai seorang dokter di RS St. Bart. Namun, saat ini dia tidak diizinkan untuk praktik. 

Selain Shajul, terdapat pria lain yang dituduh dan dikenai dakwaan penculikan di tahun 2012 lalu. Dia diketahui bernama Jubayer Chowdhury. Keduanya tinggal di daerah Stratford, bagian timur London.

Sumber intelijen AS, mengatakan agen mereka tengah berupaya mencari informasi dari keduanya, apakah mereka pernah berkomunikasi dengan pembunuh Foley saat berada di Suriah.

Adik Shajul, Razul, kini juga tengah dibidik polisi. Sebab, dia memiliki kemiripan dengan pembunuh Foley yang terekam dalam video berjudul A Message to America itu. Pelaku, diduga kerap disebut "John" dan dianggap sebagai pemimpin sel pejuang jihad asal Inggris yang disebut "The Beatles".

Saat media tiba di depan rumah keluarga Islam pada Kamis malam, seorang pria menolak berkomentar soal dua anggota keluarganya yang tengah diselidiki oleh polisi. Sementara seorang perempuan mengaku tidak mengetahui keberadaan Shajul dan Razul. 

"Kami tidak tahu di mana keberadaan mereka dan kami tidak ingin berbicara dengan Anda," ungkap perempuan itu.

Orang ketiga yang tengah dibidik polisi yakni Aine Davis. Dia berusia 30 tahun dan tinggal di Hammersmith bagian barat ibu kota London. Hammersmith diketahui menjadi Mualaf dan berangkat ke Suriah untuk berjihad. Keluarga enggan berkomentar mengenai keterlibatan Davis.

Sementara mantan Direktur Anti-Terorisme Badan Intelijen Inggris, Richard Barratt, mengatakan dia yakin pembunuh Foley segera terungkap.

"Saya pikir masyarakat dapat mengenali orang ini dan saya yakin banyak orang yang akan mampu melakukan hal itu. Hal tersebut tidak hanya dapat dilakukan oleh para agen intelijen tetapi juga dari lokasi asal pelaku berasal," ungkap Barratt. 

Menurut Barratt dalam kasus ini, permasalahannya tidak hanya terbatas menangkap, lalu mengadili pelaku. Tetapi, tentu membutuhkan langkah lebih lanjut setelah identitas pelaku diketahui. 

"Saya pikir, tidak ada satu orang pun yang siap untuk melupakan tindak kejahatan semacam ini. Oleh sebab itu, keadilan pada akhirnya akan menemukan mereka," imbuh Barratt. (ita)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya