Bebas dari Penculikan, Wartawan AS Pulang Kampung

Wartawan AS, Peter Theo Curtis, yang berhasil dibebaskan dari Suriah
Sumber :
  • Al Jazeera
VIVAnews -
Berpantun, Dubes Iran Ucapkan Selamat Idul Fitri Bagi Rakyat Indonesia
Wartawan Amerika Serikat, Peter Theo Curtis, kembali ke tanah airnya, setelah diculik kelompok militan selama dua tahun di Suriah. Dia terbang dari Tel Aviv, Israel ke AS, Selasa 26 Agustus 2014 waktu setempat.

Momen Jokowi-Ma'ruf Amin Salat Id di Istiqlal

"Saya sangat tersentuh dan tergugah. Orang-orang menghampiri saya dan mengatakan, selamat kembali ke rumah. Orang asing di pesawat, kru, dan terutama keluarga saya," kata Curtis seperti dikutip dari laman
Kocak dan Gemasnya Cipung Saat Ketemu Prabowo di Malam Takbiran
CNN edisi 27 Agustus 2014.


Ibu Curtis, Nancy, mengaku sangat lega karena anaknya bisa kembali ke Amerika dengan selamat. Namun, keluarga tidak ingin merayakan kepulangan Curtis itu karena ingin menghormati wartawan AS lainnya, , yang tewas setelah dipenggal anggota kelompok militan di Suriah.


"Saya rasa, tak ada satu orangpun yang ingin merayakan. Ya, kami lega. Tetapi, setelah persitiwa pekan lalu dan tahu ada anak-anak dari teman kami dalam bahaya, emosi saya berkecamuk," kata Nancy. Bahkan, orang pertama yang ditelepon Nancy saat tahu Curtis dibebaskan adalah ibu James Foley, Diane.


Peter Theo Curtis (45) diculik pada Oktober 2012 oleh al-Nusra Front, kelompok militan di Suriah yang memiliki kaitan dengan al-Qaeda. "Anda belajar untuk menghilangkan panik dan bersiap kapan pun berita itu datang," kata dia.


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerima Peter Theo Curtis di wilayah kekuasaan Israel, Dataran Tinggi Golan, Minggu lalu. Juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf mengatakan, Curtis kemudian dibawa ke Tel Aviv untuk pemeriksaan kesehatan. "Dia sehat," kata Harf.


Curtis merupakan penulis dan wartawan lepas dengan nama Theo Padnos. Dia memberi kontribusi artikel tentang Timur Tengah ke berbagai media, termasuk
New Republic, The Huffington Post
, dan
London Review of Books.


Dia juga telah menerbitkan dua buku. Pertama,
My Life Had Stood a Loaded Gun
, sebuah memoir tentang pengajaran sastra bagi tahanan muda di fasilitas pemasyarakatan Vermont. Kedua,
Undercover Muslim: A Journey into Yemen
yang berisi investigasi mengenai ekstremisme Islam.


Ia lahir di Atlanta, dan lulus dari Middlebury College di Vermont. Curtis meraih gelar doktor dalam sastra komparatif dari University of Massachusetts dan fasih berbahasa Perancis dan Arab. Menurut keluarga, Curtis juga bisa berbicara dalam bahasa Jerman dan Rusia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya