PBB: ISIS Lakukan Kekejaman Massal

Militan ISIS
Sumber :
  • Youtube
VIVAnews -
Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen
Peneliti
6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kelompok militan Negara Islam Irak-Suriah (ISIS) melakukan kekejaman massal di Suriah. Kekejaman ISIS ini termasuk juga merekrut anak-anak untuk berperang.
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Investigator mengatakan, ISIS melancarkan kampanye ketakutan di Suriah utara, termasuk mengamputasi, mengeksekusi, dan mencambuk warga di sana.


"Tubuh orang-orang yang dibunuh kemudian ditempatkan di areal umum, beberapa. Ini meneror warga lokal," demikian laporan penyidik PBB tersebut, seperti dikutip dari laman
BBC
edisi 27 Agustus 2014.


Para perempuan yang dinilai tidak mematuhi aturan berpakaian ISIS juga dicambuk. Tak hanya itu, ISIS juga menyasar anak-anak. "Di Raqqa, anak-anak berumur 10 tahun direkrut dan dilatih di kamp-kamp ISIS."


Paulo Pinheiro, pimpinan komisi, memperingatkan adanya implikasi serius untuk semua wilayah. "Kegagalan komunitas internasional dalam melaksanakan kewajiban dasar--melindungi warga sipil, menghentikan kekejaman--sesuai dengan temuan di lapangan. Dengan meninggalkan, bahkan berpura-pura taat pada norma hukum internasional," tegas Pinheiro.


Para peneliti juga memperingatkan, kekerasan di Suriah mungkin saja menyebar dan meluas ke negara-negara tetangga. Salah satu peneliti, Carla del Ponte, mendesak agar kejahatan perang di Suriah dibawa ke International Criminal Court. Dia menyebut itu merupakan langkah pertama yang harus dilakukan, seperti di Rwanda dan Balkan.


Investigator PBB juga menuduh Pemerintah Suriah menggunakan bahan kimia di delapan insiden berbeda di bagian barat Suriah, tahun ini.


ISIS yang kini mengontrol areal Suriah merupakan salah satu kelompok yang berperang melawan President Bashar al-Assad. Sekitar 200.000 tewas sejak dimulainya konflik tahun 2011 itu.


Temuan ini merupakan hasil penelitian PBB selama enam bulan. Investigator mengumpulkan bukti dan mewawancara sejumlah orang sejak Januari hingga Juli 2014. Hal ini merupakan bagian dari penyelidikan dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Suriah.


Periode penelitian ini bertepatan dengan pertumbuhan ISIS di Suriah. Kelompok ini berusaha membangun Negara Islam di wilayah Irak dan Suriah.


Ideologi kelompok ini bahkan menarik pelaku jihad dari luar Suriah dan Irak, termasuk negara-negara barat seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya