Israel Kembali Rebut Ratusan Hektare Tanah Palestina

Wanita Israel berjalan di pemukiman Yahudi bernama
Sumber :
  • REUTERS/Ronen Zvulun
VIVAnews - Pemerintah Israel mengumumkan pengambil alihan lahan besar-besaran di wilayah Tepi Barat, Minggu 31 Agustus 2014, tepat beberapa hari usai mengumumkan gencatan senjata. Daerah itu terletak di pemukiman blok Etzion dekat kota Betlehem. 
Prabowo Bersyukur Sengketa Pilpres di MK Selesai: Kita Sekarang Persiapan Hadapi Masa Depan

Harian Inggris, The Guardian edisi Senin, 1 September 2014 melansir alasan Israel merebut daerah itu. Yakni, karena tidak ada klaim apa pun dari warga Palestina. Namun, mereka dapat tetap mendaftarkan tuntutan penolakan dalam 45 hari ke depan. 
Status Jokowi di PDIP, Komarudin Watubun: Sudah di Sebelah Sana, Bagaimana Dibilang Bagian PDIP

Menurut keterangan warga Israel yang tinggal di dekat area tersebut dan para pendukungnya, pemerintah zionis sudah sejak lama mengincar untuk membangun pemukiman di sekitar Etzion. Saat ini area itu hanya berupa pemukiman kecil. 
Rusia, China dan Iran Mulai Satukan Kekuatan, AS Sebut Mereka sebagai Sumber Kejahatan

Keputusan Israel untuk terus membangun wilayah pemukiman di Tepi Barat didukung penuh oleh Menteri Ekonomi Israel Naftali Bennet. Dalam kunjungannya ke Gush Etzion pada Senin kemarin, dia menyebut langkah Israel itu sebagai respons atas pembunuhan yang dilakukan oleh warga Palestina. 

"Apa yang kami lakukan kemarin merupakan tampilan zionisme. Pembangunan wilayah, merupakan jawaban kami atas tindak pembunuhan," ungkap Bennett. 

Pengumuman Israel ini jelas terkait dengan upaya bersama yang dilakukan oleh beberapa pejabat dan politisi untuk menggunakan alasan penculikan dan pembunuhan tiga pelajar seminari Israel beberapa bulan lalu, sebagai pembenaran. Israel mengambil kebijakan tersebut untuk menghukum Palestina. 

Rencana pembangunan pemukiman itu akan berpengaruh pada 162 hektare lahan di dekat Gvaot, Betlehem. Tanah di sana telah diklaim milik negara, walaupun warga Palestina menyebut area itu milik mereka. Sejauh ini, area itu dihuni oleh 16 keluarga Israel.

Penolakan

Namun, sikap Israel itu ditentang keras oleh Palestina dan komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat. "Kami telah membuat sikap yang jelas selama ini mengenai penolakan aktivitas pemukiman oleh Israel," ujar seorang pejabat AS kepada Reuters. 

Langkah itu--dan pengumuman pembangunan oleh Israel sebelumnya-- dinilai pejabat AS tadi kontraproduktif dengan tujuan mereka yang tengah mengupayakan negosiasi damai dengan Palestina. 

"Oleh sebab itu, kami menyerukan kepada Pemerintah Israel untuk mengubah keputusan tersebut," imbuhnya. 

Penolakan juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond. Dia menyayangkan sikap yang diambil oleh Israel tersebut tanpa mempertimbangkan dengan matang. 

Pada Senin kemarin, Hammond menyebut keputusan Israel itu justru akan mengancam posisi Israel di komunitas Israel. 

"Posisi kami terkait pemukiman lahan penduduk sudah jelas. Pembangunan itu ilegal sesuai dengan hukum internasional, menciptakan penghalang bagi proses perdamaian dan membawa kita semua jauh dari solusi dua negara yang tengah diupayakan," tegas Hammond. 

Menurut data dari organisasi penentang pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat, Peace Now, perebutan lahan ini merupakan yang terbesar sejak Israel menduduki Tepi Barat di tahun 1980an lalu. 

Menurut data stasiun berita Al Jazeera, sekitar 500 ribu warga Israel bermukim di antara 2,4 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Wilayah itu direbut Israel di tahun 1967, ketika terjadi perang Timur Tengah.  (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya