Ukraina Peringatkan Ancaman Perang Besar dengan Rusia

Milisi pro Rusia di Kota Donetsk Ukraina
Sumber :
  • REUTERS/Yannis Behrakis
VIVAnews - Militer Ukraina pada Senin kemarin menarik pasukan mereka dari bandara Luhansk setelah diserang oleh tank-tank Rusia. Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh militer Ukraina, mereka mengaku terlibat baku tembak dengan batalion tank milik Rusia di dekat bandara. 
Kejar Rekapitulasi, KPU Papua dan Papua Pegunungan Terbang ke Jakarta Malam Ini

Dilansir dari stasiun berita Al Jazeera, edisi Senin, 1 September 2014, melaporkan pernyataan juru bicara militer Ukraina, Andriy Lysenko, yang mengatakan penarikan pasukan mereka dilakukan atas perintah. 
Atasi El Nino, Menteri Pertanian: Pemerintah Siapkan Pompanisasi dengan Biaya Rp5,8 Triliun

"Terkait Luhanks, kami menerima arahan pasukan Ukraina telah menerima perintah dan menarik pasukan dari bandara," kata dia. 
Polri Bongkar Kasus TPPO Modus Kirim Mahasiswa Magang ke Jerman, 5 Orang Jadi Tersangka

Sementara dalam laporan koresponden Al Jazeera, Paul Brennan, menyebut bandara tersebut penting dan strategis, karena sebelumnya area tersebut dikuasasi oleh militer Ukraina. 

"Kini, peralatan militer bisa dengan mudah dipasok melalui udara," ungkap Brennan. 

Dia menambahkan, kemungkinan sulit bagi militer Ukraina untuk memperoleh kemenangan. Sebab, kelompok separatis berhasil memperoleh keuntungan karena didukung oleh pasukan Rusia. 

Penarikan pasukan Ukraina, kian memperkuat dugaan Presiden Petro Poroshenko mengenai adanya keterlibatan pasukan Rusia di Ukraina. Sebelumnya, Rusia kerap membantah mendukung atau mengerahkan peralatan militer ke Ukraina. 

Menurut Poroshenko yang ditemui ketika tengah berbicara di hadapan akademi militer di Kiev mengatakan keterlibatan Rusia dalam perang di Ukraina melawan kelompok separatis justru menyebabkan kemunduran dalam proses perundingan damai. 

"Agresi langsung dan terbuka telah dilakukan menuju ke Ukraina. Ini telah mengubah situasi di zona konflik dengan jalan yang radikal," kata Poroshenko. 

Menyadai hal itu, Menteri Pertahanan Ukraina, Valeriy Geletey, memperingatkan melalui akun media sosial, perang besar sebentar lagi akan pecah melalwan Rusia. Dalam rencana peperangan itu, bisa puluhan ribu nyawa orang melayang. 

"Sebuah perang yang besar telah berada di dekat kita. Sebuah perang yang belum pernah disaksikan sejak Perang Dunia II. Sayangnya, kerugian akibat perang itu, dapat menyebabkan 10 ribu nyawa melayang," imbuh Geletely. 

Sulit Percaya

Sementara itu, Pemerintah Rusia mengaku sulit untuk percaya terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Geletey. Mereka turut membantah berkali-kali terhadap tuduhan yang dialamatkan oleh Ukraina dan negara-negara barat. 

Pembicaraan damai di antara beberapa pihak yang digelar di Belarus pada Senin kemarin tidak menemukan kesepakatan apa pun. Negosiasi akan ditunda hingga hari Jumat esok. 

Perwakilan kelompok separatis mengaku telah melunakkan tuntutan mereka. Mereka mengaku kepada media Rusia, merek hanya ingin memperoleh status istimewa untuk wilayah mereka di Ukraina. 

Data dari PBB, akibat peperangan di bagian timur Ukaina sebanyak 2.593 orang dilaporkan tewas. Angka itu kian bertambah jika dimasukkan korban tewas pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di timur Ukraina pada 17 Juli lalu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya