Sentimen Anti-China, Motif Pengebom Bandara Filipina

Anggota polisi penjinak bom Filipina tengah memeriksa koper di Bandara Ninoy
Sumber :
  • REUTERS/Erik de Castro
VIVAnews - Keempat pengebom Bandara Internasional Ninoy Aquino, Filipina beraksi lantaran geram dengan sikap lembek pemerintah terhadap China untuk menyelesaikan sengketa wilayah di Filipina Barat. Menurut seorang sumber di Biro Nasional Investigasi (NBI), benda yang mereka bawa bukanlah bom, melainkan petasan yang bentuknya panjang. 
RS Polri: Seluruh Jasad Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Sudah Teridentifikasi

Laman Inquirer, Selasa, 2 September 2014 melaporkan, keempat pelaku diketahui membawa enam alat peledak buatan saat di tangkap NBI. Termasuk di dalamnya petasan yang telah dilarang dengan merk Goodbye Philippines yang dibungkus dengan botol berisi bensin.
PSSI Buka Suara soal Dugaan Pengaturan Skor Bhayangkara FC Vs Persik

Semua bahan peledak itu kemudian dibawa dengan menggunakan mobil jenis Toyota Revo dengan nomor pelat WMK129. "Tujuan kami hanya ingin memperingatkan pemerintah mengenai langkah lembek mereka terhadap China dan bukan ingin menyakit orang," ujar sumber tadi menirukan kata-kata salah satu pelaku. 
Polisi Periksa 21 Saksi Terkait Kasus TPPU yang Jerat Ahli Nuklir UGM

Sumber itu juga mengutip pernyataan salah seorang anggota kelompok tersebut bahwa bom rakitan yang mereka bawa itu tidak dapat membunuh warga, melainkan hanya melukai saja.
Selain itu, alat peledak yang mereka buat sengaja memiliki sumbu yang panjang, sehingga pelaku memiliki waktu cukup untuk kabur sebelum benda itu meledak.

Mereka kemudian meletakan bom buatan itu di Terminal 3 bandara internasional Ninoy. Namun, baru memarkirkan mobil sekitar pukul 1.45 dini hari, mereka telah ditahan oleh NBI. Rupanya, mereka telah dibuntuti sejak mereka keluar dari persembunyian pukul 21.00. 

Pimpinan pelaku diketahui sebagai Grandeur Guerrero. Namun, polisi tidak menyebut tiga nama pelaku lainnya. 

Dalam penggeledahan di mobil yang dibawa pelaku, ditemukan pula dokumen tertulis yang meminta Pemerintah Filipina untuk bersikap lebih tegas mnyikapi sengketa wilayah dengan China. Dalam dokumen itu, juga tertulis kritik bagi Senator Antonio Trillanes IV yang berbicara empat mata di belakang layar dengan China. 

Tidak percaya

Namun, Menteri Kehakiman Leila de Lima tidak percaya begitu saja kepada motif pelaku pengeboman itu. Dilansir stasiun berita Channel News Asia, Leila meyakini selain keempat pria yang telah ditahan oleh NBI, masih ada pelaku lainnya. 

Dia mengatakan kelompok itu juga berencana pada Senin kemarin untuk melakukan beberapa serangan ke gedung-gedung yang terkait dengan komunitas bisnis China atau pengusaha Filipina-China. 

"Mereka juga berencana untuk mengebom Mall SM Asia di kota Pasay dan memberondong Kedubes China serta Gedung DCMI," kata Leila. 

Mall SM Asia, diketahui milik salah satu orang terkaya di Filipina, Henry Sy namun dilahirkan di China. DCMI merupakan sebuah firma yang dimiliki oleh David Consunji, yang juga etnis campuran Filipina-China.

"Namun, kami ingin mengetahui seberapa besar agenda sebenarnya dari kelompok ini. Apa saja kemampuan mereka untuk bisa menciptakan kekisruhan ini dan apa agenda sebenarnya bagi mereka. Apakah mereka bekerja sendiri atau ada pihak tertentu yang mendukung mereka," kata Leila. 

Informasi yang diperoleh Leila, Grandeur Guerrero merupakan orang militer dan anggota polisi rahasia yang pernah terkait dengan aksi kudeta di tahun 1980-an. Saat itu, ayah Aquino, mencoba menggulingkan mantan Presiden Corazon. 

Sementara paska penangkapan pelaku tindak pengeboman, otoritas berwenang Bandara Internasional Manila (MMIA) dan Polisi Nasional Filipina memastikan kepada publik bahwa semua bandara di negara itu aman bagi para pelancong.

"Namun, personel keamanan bandara tetap waspada di area-area tertentu," ungkap perwakilan MMIA dalam sebuah pernyataan. (ita)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya