Putin: Saya Bisa Kuasai Ukraina dalam Dua Minggu

Presiden Rusia Vladimir Putin
Sumber :
  • REUTERS/Michael Klimentyev/RIA Novosti/Kremlin
VIVAnews - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada para pemimpin Eropa bahwa dia bisa saja menguasai Kiev, Ukraina dalam dua pekan. Namun, Putin menekankan saat ini bukan itu yang dia mau.
Anindya Bakrie Praises PP PBSI for Indonesian Success in All England

Pernyataan yang mengisyaratkan ancaman itu dia sampaikan ketika berbicara dengan Presiden Komisi Uni Eropa (UE) Jose Manual Barroso melalui telepon. Kemudian Barroso membeberkan hal itu kepada media Italia, La Repubblica dan dikutip Daily Mail edisi Senin, 1 September 2014. 
Anies Unggah Foto Bareng Cak Imin, Jubir Timnas Sebut Bahas Rekapitulasi KPU Jelang Pengumuman

Barroso menyampaikan pernyataan Putin itu ketika menggelar pertemuan Dewan Eropa pada akhir pekan kemarin di Brussel, Belgia. Pernyataan Putin itu, ujar Barroso, dilontarkan ketika dia bertanya alasan keberadaan pasukan Rusia di tanah Ukraina.
5 Mahasiswa Muslim di India Terluka Akibat Ditimpuk Batu saat Salat

"Tidak ada masalah, namun apabila saya mau, saya bisa merebut Kiev dalam waktu dua pekan," ujar Barroso menirukan pernyataan Putin. 

Tekanan terhadap Rusia kian menguat, khususnya setelah kemarin, pasukan militer Ukraina memutuskan mundur dari bandara kunci, Luhansk akibat diserang oleh tank yang diklaim milik Rusia. Juru bicara militer Ukraina, Andriy Lysenko, mengatakan mereka telah berhasil menghancurkan tujuh tank Rusia dan mengetahui pasukan Rusia kini bergerak ke bagian utara dan selatan kota Luhansk.

"Berdasarkan data operasional yang kami miliki, kurang dari empat kelompok batalion militer taktis Rusia yang berada di Ukraina," ungkap Lysenko, sambil menjelaskan setiap batalion terdiri dari 400 pasukan.

Sementara Rusia menolak tuduhan tersebut. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menegaskan tidak ada intervensi militer apa pun di Ukraina. "Kami ada di sini untuk mencari solusi damai bagi semua krisis serius, sebuah tragedi," ungkap Lavrov. 

Korban jiwa

Lavrov ikut menyerukan agar gencatan senjata secepatnya dilakukan di bagian timur Ukraina. Sebab, total korban jiwa sudah mencapai lebih dari 2.500 orang sejak perang tersebut berkecamuk.

Putin yang dimintai komentarnya oleh koresponden BBC, John Sweeney, menyesalkan banyaknya korban jiwa yang jatuh dalam konflik di Ukraina. Hal itu disebabkan, pemerintahan saat ini di Kiev tidak ingin melakukan negosiasi politik dengan daerah timur Ukraina. 

"Apa manfaat dari aksi militer di bagian timur negara ini? Apa yang memicu reaksi dari daerah di timur Ukraina?" tanya mantan Kepala Badan Intelijen Rusia KGB itu. 

Militer Ukraina, lanjut Putin, terus berkeliling di kota-kota besar dan desa-desa. 
"Mereka malah menyerang rumah-rumah warga secara langsung. Tujuan dari orang-orang di timur Ukraina adalah membawa warga desa menjauh dari militer Ukraina dan berhenti menembaki rumah warga. Inilah yang justru diabaikan oleh negara-negara barat," kata Putin.

Sementara, beberapa pemimpin dunia mengingatkan Putin untuk tidak bertindak gegabah. Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut mengambil alih seluruh wilayah suatu negara tidak diizinkan. 

"Apabila itu yang terjadi, maka kita bisa kembali mengulang kesalahan tahun 1938 di Munchen. Namun, kita tidak tahu apa yang akan dilakukan Putin selanjutnya," kata Cameron yang dikutip harian Italia, La Repubblica

Pernyataan serupa juga diungkap oleh Kanselir Jerman Angela Merkel. Dia mengatakan tidak ada batas bagi Putin karena sikap dan kebijakannya tidak dapat ditebak. (ita)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya