FOTO: Mereka yang Berhasil Selamat dari Ebola

Mereka yang Berhasil Selamat dari Ebola
Sumber :
  • P.K. Lee/MSF

VIVAnews - Dunia sedang menyaksikan wabah Ebola terbesar dalam sejarah yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang. Kini lebih dari 2.600 orang telah terinfeksi di Guinea, Sierra Leone, Liberia, dan Nigeria sejak wabah ini pertama dideteksi pada bulan Maret 2014.

Ini adalah kali pertama kawasan Afrika Barat mengalami Ebola, sehingga bisa dipahami penduduk sangat takut akan penyakit yang mereka anggap ’baru’ ini. Bagi banyak orang, Ebola bersinonim dengan kematian.

Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan

Tetapi, harapan selalu ada. Vaksin maupun obat Ebola yang terbukti efektif pada manusia memang masih diujicobakan. Namun, perawatan dukungan bisa menolong pasien untuk bertahan hidup lebih lama. Dan, waktu ekstra itu bisa digunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus.

Lebih dari 170 pasien Dokter Lintas Batas (MSF) telah sembuh dari penyakit ini. Mereka sudah boleh keluar dari pusat pengananan Ebola dan kembali hidup seperti biasa di lingkungan mereka.

Berikut ini kisah dari Kailahun, Sierra Leone tantang beberapa orang yang berhasil selamat dari Ebola. Foto-foto diabadikan oleh MSF.

Mereka yang Berhasil Selamat dari Ebola

(P.K. Lee/MSF)

Alasan PDIP Absen saat Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hawa, perempuan berusia 19 tahun, berasal dari Shegbwema, Sierra Leone. Delapan orang di keluarga suaminya terinfeksi Ebola, tiga di antaranya tewas. Hawa dan adik suaminya selamat. Suaminya masih dirawat oleh MSF saat tulisan ini dibuat.

Bapak mertua Hawa adalah orang pertama di keluarganya yang terinfeksi Ebola. Ia dibawa ke rumah sakit setempat di Shegbwema, dan meninggal. Saat Hawa mengunjungi bapak mertuanya, sampel darah laki-laki tersebut tak sengaja terciprat pada Hawa.

Seminggu kemudian, Hawa mulai demam dan sakit kepala. “Saya sangat lemah dalam dua hari pertama. Jadi, kakak ipar saya membawa saya ke pusat MSF.

Saya tidak ingat apa yang terjadi. Saya hanya ingat mencium bau makanan, tetapi saya tidak bisa makan. Saya tiba pada hari Kamis. Baru hari Minggu saya sadar di mana saya berada. Saya mulai memikirkan anak dan suami saya.

Legenda Manchester United Ikut Buka Suara Soal Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Disebut Sukses

Dua hari kemudian, suami saya juga sakit dan dikirim ke sana,” ujar Hawa. Untungnya, anak perempuannya yang berumur satu tahun tidak terinfeksi.

“Ketika ada pasien lain yang meninggal, saya merasa sangat takut. Saya hanya bisa berdoa,” ujar Hawa.

Hawa tinggal di pusat MSF lebih dari tiga minggu dan akhirnya bisa kembali pulang dalam keadaan sehat.

”Sekarang saya baik-baik saja, saya sehat. Harapan itu benar-benar ada. Saya ingin melihat anak saya, bayi saya. Saya sangat rindu padanya dan saya tahu ia baik-baik saja. Saya selalu memikirkan suami saya. Saya tidak tahu apakah orang-orang di lingkungan akan menerima saya.”

Setelah lebih dari tiga jam menempuh perjalanan melalui jalan-jalan yang berlumpur, Hawa akhirnya tiba di rumahnya bersama tim penyuluhan kesehatan MSF.

Banyak anggota keluarga dan tetangganya yang mendekat ke mobil MSF untuk menyambutnya dan bersorak, ”Hawa! Hawa! Hawa!” Saat Hawa keluar dari mobil, salah satu dari mereka memeluknya erat-erat.

Kemudian anggota keluarga lainnya menggendong anaknya mendekati Hawa. Karena sudah terpisah dari ibunya selama satu bulan, anak kecil bernama Hellen itu tampak ragu dan tidak tahu siapa orang yang berada di depannya.

Namun, setelah Hawa menggendongnya dan mencium anaknya, Hellen pun tersenyum menyambut kepulangan ibunya.

Mereka yang Berhasil Selamat dari Ebola
(P.K. Lee/MSF)

Sandi, 9 tahun, berasal dari Pendembo, sebuah daerah di distrik Kailahun yang dilanda wabah Ebola. Dua ambulans dikirim ke desa untuk menjemput Sandi dan pasien lain ke pusat penanganan Ebola di kota Kailahun. Sampai saat ini, Sandi adalah satu-satunya pasien yang telah sembuh dan bisa kembali pulang setelah tiga minggu dirawat.

Dalam foto di atas, petugas penyuluh kesehatan Ella Watson-Stryker menunjukkan sertifikat boleh keluar kepada kakaknya.

”Sandi adalah anak yang sangat kuat,” ujar Ella. ”Ia sudah tidak sakit Ebola lagi. Ia kini bisa tidur, makan, hidup bersama dan bermain bersama orang lain. Ia telah banyak membantu. Ia selalu membantu mengurus anak-anak yang lebih kecil darinya. Semua staf di sini sangat menyukainya.”

Mereka yang Berhasil Selamat dari Ebola
(P.K. Lee/MSF)

Penyuluh kesehatan MSF Ella Watson-Stryker menemani Lahai kembali ke desanya dan menjelaskan kepada kepala desa bahwa ia sudah sembuh dari Ebola dan kini bisa hidup normal kembali.

Untuk membantu mengatasi stigma yang dialami mereka yang pernah sakit Ebola, petugas MSF menemani orang-orang ke rumah dan menjelaskan kepada keluarga dan tetangga untuk tidak perlu takut menyentuh mereka yang sudah sembuh dari Ebola.

Mereka yang Berhasil Selamat dari Ebola

(P.K. Lee/MSF)

Amie (kiri), 70 tahun, Jattu (tengah), 26 tahun, dan anaknya Rosaline, 2 tahun, telah sembuh dari Ebola dan pulang ke rumah mereka pada tanggal 17 Agustus 2014.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya