Warga Inggris Jadi Target Selanjutnya Eksekusi ISIS

Warga Inggris, David Haines, yang diancam akan dieksekusi ISIS
Sumber :
  • REUTERS/Islamic State via Reuters TV
VIVAnews - Setelah Amerika Serikat, kini kelompok militan, Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) menyasar Pemerintah Inggris. Di bagian akhir video eksekusi jurnalis Steven Sotloff, salah satu anggota ISIS menunjukkan individu lainnya bernama David Cawthorne Haines, dan diketahui berasal dari Inggris.
Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel

BBC edisi Selasa 2 September 2014, melansir ISIS memilih warga Inggris untuk memperingatkan agar Negeri Ratu Elizabeth itu tidak bersekutu dengan AS untuk menyerang ISIS di Irak. 
Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai

"Pemerintahan mana pun yang ikut bergabung bersama sekutu jahat Amerika, maka mereka sebaiknya mundur dan tinggalkan warga kami seorang diri," tegas pria pemenggal Sotloff dalam pesan video propaganda berjudul "A Second Message to America". 
Nekat Datangi Markas TNI, Mayjen Gadungan Ini Ingin Nitip Kerabat Masuk Akmil

Perdana Menteri David Cameron mengetahui penahanan Haines oleh ISIS. Namun, kantor PM di Downing Street, tidak ingin mengomentari nasib warga Inggris lainnya yang tengah disandera ISIS. Di saat yang bersamaan, pejabat berwenang telah menyediakan penghubung keluarga yang kuat. 

Kantor PM turut menginformasikan Cameron telah mengetahui adanya video eksekusi Sotloff yang dirilis Selasa kemarin. Cameron tegas mengatakan teroris ISIS tidak mewakili agama apa pun. 

"Mereka mengancam warga Suriah, Irak, Amerika, dan Inggris. Warga tersebut, sama berharganya dengan warga lain yang memiliki keyakinan Islam, Kristen, atau kepercayaan lain," ungkap Cameron. 

Dia menambahkan, Pemerintah Inggris akan berupaya sekuat mungkin untuk membuat warga merasa aman. "Dan, kami juga akan melanjutkan berbagai upaya untuk melindungi negara dan rakyat kami dari teroris barbar ini," tambah Cameron.

Dia dijadwalkan akan menggelar rapat darurat untuk mendiskusikan sikap pemerintah dalam merespons pembunuhan Sotloff oleh ISIS. 

Seorang pejabat di kantor PM mengatakan, insiden terbaru ini akan meningkatkan tekanan bagi pemerintah, agar segera mengambil aksi militer di Irak.

Sementara itu, Wakil Editor BBC bidang politik, James Landale, mengatakan isu serupa kini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan pejabat. Setelah kejadian itu, apakah Pemerintah Inggris akan melakukan serangan militer. 

Menurut stasiun berita NBC News, Haines merupakan pekerja kemanusiaan yang tengah bekerja di Suriah. Dia dilaporkan diculik pada awal tahun 2013 di sana. 

Seorang pejabat organisasi penjaga perdamaian, Nonviolent Peaceforce, membenarkan bahwa pria yang terekam di video eksekusi Sotloff, merupakan Haines. Dia diketahui pernah bekerja di Sudan Selatan padan 2012, dan turut bergabung dengan kelompok kemanusiaan lainnya.

"Salah satu rekan kami diculik dan kami berharap, dia dapat segera dibebaskan," ungkap direktur organisasi tersebut untuk negara Sudan Selatan, Tiffany Easthom. 

Dia mengatakan, Haines sebelumnya telah berpengalaman dengan militer dan terbiasa bekerja di lokasi yang tidak aman. "Dia sangat perhatian dan humoris," tambah Easthom. 

Berdasarkan informasi dari jejaring sosial profesional, LinkedIn, Haines tertulis bekerja sebagai direktur untuk sebuah perusahaan yang memasok peralatan dapur yang berbasis di Kroasia. 

Wajah Haines muncul di dalam video eksekusi Sotloff pada Selasa kemarin. Sotloff menjadi warga Amerika Serikat kedua yang dieksekusi ISIS dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya, ISIS juga mengeksekusi jurnalis lainnya, James Wright Foley. 

ISIS memenggal Sotloff, karena geram dengan sikap Pemerintah AS yang mengabaikan peringatan mereka dalam video eksekusi Foley. Saat itu, ISIS meminta agar AS berhenti melakukan serangan udara di titik fasilitas penting ISIS di Irak. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya