Australia Tak Mau Rusia Datang ke KTT G20

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop
Sumber :
  • REUTERS/ Dinuka Liyanawatte
VIVAnews - Australia berniat mencegah kehadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam KTT G20 yang akan digelar di Brisbane pada pertengahan November mendatang. Namun, niat itu tidak bisa dilakukan seorang diri oleh Australia, butuh dukungan sesama anggota G20. 
Setuju Pembatasan Impor Barang Jadi Elektronik

Demikian ungkap Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, seperti dikutip  kantor berita ABC News, Rabu 3 September 2014. Bishop akan menggunakan   pertemuan tingkat tinggi anggota Organisasi Aliansi Atlantik (NATO) di Wales pada Kamis esok untuk melobi beberapa pemimpin negara. Dalam KTT esok, Bishop akan turut didampingi Menteri Perdagangan Andrew Robb dan Menteri Pertahanan David Johnston.
Komjak Soroti Penanganan Kasus Dugaan Korupsi Emas di Kejaksaan

"Mereka akan membahasnya di Wales, Inggris di tengah-tengah pertemuan NATO di akhir pekan ini dengan negara anggota G20 lainnya," kata Mendag Andrew Robb.
Izin Menginap di Kantor Polisi, Pria Tuban Ini Ternyata Baru Membunuh Istrinya

Dia mengatakan warga merasa khawatir dengan kehadiran Putin. Namun, dia akan menanti apa hasil pertemuan di Inggris tersebut.

Sementara penolakan keras atas kehadiran Putin, telah disuarakan oleh pemimpin kelompok buruh, Bill Shorten. Dia menegaskan, tidak berniat untuk menemui Putin.

"Saya memahami bahwa G20 adalah sebuah pertemuan internasional. Namun, bukan berarti hal yang mudah untuk mengatakan iya atau tidak bagi Putin," kata Shorten.

Larangan Putin untuk menghadiri KTT G20, karena Rusia diduga terlibat memberikan senjata kepada kelompok separatis Ukraina. Dugaan itu diperkuat dengan adanya foto satelit dari NATO yang dirilis pada Kamis pekan lalu. Harian Washington Post melaporkan, dalam foto itu terlihat pasukan Rusia dengan kendaraan lapis baja menjejakkan kaki di kota Novoazovsk, Ukraina.

Sanksi Baru

Sebelumnya pada hari Senin kemarin, Pemerintah Australia telah memberikan sanksi baru kepada Rusia di beberapa bidang yakni minyak dan gas, keuangan dan pertahanan. Laman Russia Today melaporkan kebijakan yang diambil Australia itu sejalan dengan keputusan organisasi Uni Eropa yang akan menjatuhkan sanksi baru bagi Rusia.

Selain itu, bank-bank milik Pemerintah Rusia tidak diizinkan untuk memperoleh akses baru ke pasar modal Australia. Tidak akan ada pula perdagangan dan investasi baru di Crimea.

"Saya ingin membuat semuanya jelas bahwa intimidasi terhadap negara-negara kecil oleh negara besar dan pernyataan yang kemungkinan benar, seharusnya tidak memperoleh tempat di dunia kami," kata Perdana Menteri Tony Abbott.

Sanksi baru ini akan berpengaruh terhadap 63 warga Rusia dan Ukraina. Sebanyak 21 organisasi dan perusahaan turut merasakan dampaknya. Sehingga, total sudah ada 113 individu dan 32 entitas yang disasar langsung melalui kebijakan Australia ini.

Sementara pada Agustus lalu, Rusia sudah lebih dulu membalas, dengan memberlakukan embargo impor makanan dari beberapa negara yang memberikan sanksi, termasuk Australia selama satu tahun. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya