Bangun Rumah Sakit, Gaza: Terima Kasih Indonesia

Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza, Palestina
Sumber :
  • Humas Mer-C
VIVAnews - Menteri Pekerjaan Umum Saudi, Mufeed Al Husainah, mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia atas bantuannya mendirikan sebuah rumah sakit di utara Gaza.
Atasi Masalah Kepadatan di Penjara, Israel Usulkan Hukum Mati Tahanan Palestina

Tidak hanya itu, sebagai rasa syukurnya, Al Husainah kemudian mengundang Presiden Indonesia untuk berkunjung ke Gaza. 
Bakal Stop Beroperasi di Medan, SPBU Shell: Terima Kasih Buat Semua Pelanggan Setia Kami

Demikian ungkap Al Husainah yang diwawancarai secara khusus oleh kantor berita Islam Mirajnews dan dipublikasikan pada Sabtu kemarin, 6 September 2014. Al Husainah juga mengapresiasi kedatangan dokter dari Indonesia yang akan bekerja di RS tersebut. 
3 Toko Roti di Gaza Dibuka Kembali untuk Pertama Kalinya Sejak Perang Israel-Hamas Oktober 2023

"Jika suatu saat, Pemerintah Indonesia datang ke Gaza, kami akan mengajak mereka sebagai tamu pribadi. Saya akan ajak dia ke Laut Mediterania dan mencoba mencicipi ikan dari Laut Gaza. Sekali lagi, terima kasih kepada Rakyat Indonesia, ungkap Al Husainah.  

Rumah Sakit Indonesia (RSI) selesai dibangun pada Desember 2013 dan memakan biaya sekitar Rp65 miliar. 

Dalam kesempatan itu, Al Husainah turut menyampaikan kondisi terbaru di Gaza usai disepakatinya gencatan senjata jangka panjang. Dia menceritakan, tidak ada bahan-bahan bangunan seperti beton dan semen yang masuk ke Jalur Gaza. Sebab, Israel masih menutup pintu perbatasan. 

"Hingga saat ini, kami masih menunggu dibukanya perbatasan. Jika perbatasan sudah dibuka, kami siap untuk memulai rekonstruksi Gaza," ujar Al Husainah. 

Untuk mempercepat rekonstruksi itu, dia menyerukan kepada dunia internasional, agar menekan Israel membuka semua perbatasan. Dengan begitu, kata Al Husainah, bahan-bahan material yang telah mereka beli bisa masuk ke Gaza. 

"Jika Israel membuka perbatasan dengan baik dan memberikan waktu 24 jam setiap harinya untuk menyuplai kebutuhan bahan-bahan, atau material untuk rekonstruksi Gaza ini, tidak akan membutuhkan waktu yang lama," tuturnya.

Al Husainah turut menyebut bahwa saat ini, masih ada 55 ribu warga Palestina yang mengungsi di sekolah-sekolah. Setidaknya, kata dia, dibutuhkan dana sekitar US$100 juta, atau Rp1,1 triliun.

Agar bantuan tidak salah sasaran, Al Husainah mengaku memiliki data nama-nama pengungsi yang butuh bantuan berupa dana tunai, logistik, dan pakaian. 

"Jika Pemerintah Indonesia ingin memberikan bantuan kepada mereka, pemerintah bisa mengirimkan utusan untuk memperoleh daftar nama para pengungsi ini. Pemerintah Indonesia bisa memberikan bantuan misalnya US$500 (Rp5,9 juta), atau US$5000 (Rp59 juta) kepada para pengungsi agar mereka bisa membeli baju untuk keluarga dan anak-anak yang sebentar lagi akan masuk ke sekolah," ujar Al Husainah.

Sementara itu, untuk membahas bantuan bagi Gaza secara internasional, Al Husainah mengatakan akan digelar sebuah konferensi pada 15 Oktober 2014. Konferensi itu akan dihadiri oleh semua negara Arab seperti Arab Saudi, Kuwait, Indonesia, Malaysia, Pakistan, negara Eropa, Rusia, dan Amerika Serikat. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya