Pekerja Kemanusiaan Jadi Target Eksekusi ISIS Selanjutnya

Alan Henning tengah menggendong anak pengungsi di Suriah
Sumber :
  • REUTERS/Henning family handout via the British Foreign and Commonwealth Office/Handout via Reuters
VIVAnews - Kelompok Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) kembali mengancam Inggris dan dunia. Ada warga Inggris lagi yang akan dieksekusi jika Perdana Menteri David Cameron tidak mematuhi permintaan mereka.
Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Dalam video berjudul "A Message to Allies of America," eksekutor memperingatkan ISIS akan membunuh warga Inggris yang bernama Alan Henning. 
Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Dilansir dari laman Dailymail, Minggu 14 September 2014, Henning diketahui merupakan pekerja kemanusiaan yang tengah bertugas di di kamp pengungsi Atmeh di Provinsi Idlib, Suriah. Dia diculik oleh kelompok ekstrimis, tahun lalu. 
Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam

Dailymail menulis, Henning sempat yakin akan dibebaskan oleh ISIS karena dia berada di Suriah hanya untuk melakukan kegiatan amal dan membantu kaum Muslim di Suriah. Namun, ISIS memiliki rencana lain. 

Kementerian Luar Negeri Inggris akhirnya mempublikasikan sebuah foto Henning atas permintaan keluarga, Minggu 14 September 2014. 

Di mata keluarga, ayah dua anak itu, dikenal memiliki hati yang baik. Kesan serupa yang ditangkap oleh pembuat film dokumenter BBC, Catrin Nye, ketika bertemu Henning saat tengah berkemas barang-barang logistik yang akan dibawa ke Suriah. Peristiwa itu terjadi tahun lalu di Salford, Greater Manchester. 

Kepada BBC, Henning mengaku tidak memiliki latar belakang sebagai pekerja kemanusiaan. Sehari-hari dia bekerja sebagai supir taksi. Namun, dia memiliki ketertarikan yang besar untuk kembali ke Suriah setelah kunjungan sebelumnya ke sebuah kamp pengungsi. 

"Dia merupakan pria yang lucu dan senang membuat lelucon ketika tengah berkemas-kemas. Dia lalu mengantar saya dengan taksinya usai kami selesai mengambil gambar hari itu," ujar Nye mengenang momen tersebut.

Nye menambahkan, Henning pergi ke Suriah karena terinspirasi oleh salah seorang rekannya yang pernah ke sana. Sejak saat itu, imbuh Nye, dia sulit untuk tidak kembali menjejakkan kaki di Suriah. 

"Dia seorang supir taksi, bukan pekerja kemanusiaan profesional. Namun, dia melihat dunia begitu berbeda -- setelah kembali dari sana, dan merasakan ketertarikan begitu besar untuk kembali ke Suriah," kata Nye.

Nye menyebut, Henning sangat populer di kalangan teman-temannya. Bahkan, Henning diberi julukan "Gadget" karena dia adiktif terhadap teknologi baru.

Sementara, di mata teman lainnya--Direktur Masyarakat Arab di Inggris, Mohamed Elhaddad-- Henning merupakan sukarelawan yang bersemangat, walau tidak memiliki pengalaman sebagai pekerja kemanusiaan profesional. Dia, kata Elhaddad, ngotot untuk pergi ke Suriah dan mendistribusikan bantuan bagi kaum Muslim di sana. 

"Saya ingat pernah berangkat ke sana dengan dua konvoi kendaraan bersama dia di akhir tahun 2012 dan bulan Mei 2013. Dia selalu positif dan menikmati pekerjaannya," ujar Elhaddad.

Sudah diperingatkan

Kendati begitu, Elhaddad mengakui Henning bertindak terlalu jauh dan menanggung risiko yang lebih bahaya. 

"Dia bisa saja menganggap tugasnya selesai setelah mendistribusikan bantuan di perbatasan. Namun, dia ikut masuk ke dalam Suriah," kata dia. 

Peringatan serupa juga sudah disampaikan oleh jurnalis Timur Tengah, Tam Hussein. Dia menyebut Henning tetap nekat masuk ke Suriah, karena dia merasa perlu untuk mendistribusikan bantuan ke sana.

"Henning sudah diperingatkan untuk tidak pergi ke sana. Namun, dia tetap bersikeras untuk pergi, karena dia memiliki upaya dan waktu lebih untuk proyek tersebut," ungkap Hussein kepada harian New York Daily News. 

Alasannya ketika itu, kata Hussein, dia ingin memastikan barang logistik itu sampai ke tangan yang membutuhkan. Menurut informasi dari jurnalis asal Belanda, Harald Doornbos, Henning awalnya disekap di penjara ISIS di Al-Dana. Namun, kemudian dia dipindahkan ke area kekuasaan ISIS di Raqqa. 

Dalam pertemuan darurat dengan pejabat keamanan di Inggris, Perdana Menteri David Cameron, bersumpah akan memburu pembunuh Haines. Namun, kendati satu warganya sudah dieksekusi ISIS, seorang sumber pemerintah mengindikasikan kematian Haines tidak akan mengubah kebijakan Inggris dan parlemen tidak akan membahas perkembangan mengenai kelompok tersebut. 

Dalam pidato yang dia sampaikan kemarin, Cameron mengatakan Inggris siap mengambil langkah apa pun yang dibutuhkan untuk membantu dunia internasional untuk melawan kelompok ekstrimis setan yang mengeksekusi Haines. (ita)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya