Di BDF ke-7, Indonesia Akan Pamer Kesuksesan Pemilu

presiden sby hadiri bali democracy forum
Sumber :
  • ANTARA/Nyoman Budhiana
VIVAnews - Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) Kementerian Luar Negeri, Esti Andayani, mengatakan dalam penyelenggaraan Forum Bali Demokrasi (BDF) tahun ini, Indonesia bisa berbagi cerita mengenai kesuksesan pemilihan umum legislatif dan Presiden yang berlangsung pada bulan April dan Juli lalu. BDF tahun ini akan digelar pada 10-11 Oktober 2014 di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali. 
Sandiaga Akui Sarankan PPP Segera Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Demikian ungkap Esti, ketika ditemui VIVAnews di Cikini, Jakarta Pusat pada Selasa, 16 September 2014. Menurut Esti, pujian mengenai kesuksesan Indonesia dalam menyelenggarakan pemilu telah disampaikan oleh beberapa Kedutaan Besar kepada Kemenlu. 
Rafael Struick Absen Bela Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23

"Mereka memang mengaku sempat khawatir karena ada usai dinyatakan hasilnya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), ternyata masih ada keberatan. Tetapi, toh pada akhirnya kerikil itu bisa kita lalui dengan baik, karena setelah diputuskan Mahkamah Konstitusi tidak ada lagi tuntutan," kata Esti.
Mobil Harvey Moeis Disita Lagi, 2 Ferrari dan 1 Mercy

Selain itu, ujar Esti, semua proses pemilu hingga pengajuan keberatan dapat dilihat secara terbuka oleh rakyat. 

"Hal tersebut membuktikan mesin demokrasi di Indonesia sudah mulai berjalan," imbuh dia.  

Kesuksesan pesta demokrasi di Indonesia ini yang kerap dibandingkan dengan proses serupa yang berlangsung di negara tetangga di kawasan Asia Tenggara lainnya, seperti Myanmar dan Thailand. Esti mengakui, Myanmar kini secara perlahan mulai menjadi negara terbuka. 

Sementara, di sisi lain, Thailand, dari luar terlihat mengalami kemunduran demokrasi. 

"Tetapi, kita tidak bisa mengatakan tidak ada demokrasi di Thailand, mengingat warga di sana masih mungkin untuk melakukan demokrasi. Ada proses-proses, walaupun ada ukuran standarnya. Nah, standar yang ada itu standar siapa, ya kita bisa mengatakan hal tersebut," papar Esti. 

Namun, lanjut Esti, paling tidak masih ada keterbukaan dalam prosesnya. Walaupun saat ini Thailand masih dikuasai oleh rezim junta militer, masyarakat terlihat menerima. 

"Kita biarkan saja Thailand berproses. Melalui forum BDF inilah, negara peserta nantinya akan berdiskusi dan mendapatkan informasi proses demokrasi yang ideal itu seperti apa," imbuh dia.

Dalam forum tahun ini, Indonesia menyebar undangan ke 51 negara di kawasan Asia Pasifik dan 64 negara di luas area tersebut. Thailand termasuk salah satu  negara yang diundang. Namun, hingga saat ini, mereka belum memberikan konfirmasi. 

Sebanyak tiga kepala negara dan lima Menteri Luar Negeri telah memastikan diri hadir. BDF tahun ini memiliki makna khusus, karena akan menjadi kegiatan internasional terakhir yang dihadiri Presiden SBY sebelum mengakhiri dua periode masa jabatannya. 

Forum ini menjadi satu-satunya kegiatan diskusi dan saling berbagi informasi antar negara di kawasan Asia Pasifik. Kegiatan serupa, kata Esti, tidak dimiliki di kawasan lain seperti di Eropa. 

Pelaksanaan hasil kesepakatan dari BDF dibantu oleh Institut Perdamaian dan Demokrasi (IPD) yang ada di Universitas Udayana. IPD telah menjalankan fungsinya seperti melakukan program peningkatan kapasitas, workshop, atau dialog di antara negara anggota BDF dan beberapa negara pengamat. IPD, juga berkembang menjadi pusat pengetahuan dan kemampuan dengan infrastruktur berupa gedung memadai agar bisa melakukan berbagai riset dan pusat data sejarah Demokrasi Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya