- reuters
VIVAnews - Presiden Korea Selatan (Korsel), Park Geung-hye, membuka kesempatan berbicara dengan Korea Utara (Korut). Ini bisa dilakukan di sela-sela pelaksanaan Sidang Umum PBB pada 24 September mendatang.
"Kami tidak hanya berpangku tangan menunggu mereka bertindak lebih dulu. Itulah mengapa kami telah membuat berbagai penawaran sebelumnya, dan mengedepankan inisiatif tentang kemungkinan unifikasi secara damai, dan berbagai inisiatif yang kami rasa dapat segera dilakukan oleh kedua pihak," tegas Park seperti dikutip kantor berita Reuters.
Putri mantan presiden Park Chung-hee itu memaparkan inisiatif yang ambisius untuk membina hubungan dengan Korut. Berharap pada akhirnya berhasil mendekatkan kedua negara, dan membuat penyatuan kembali Semenanjung Korea menjadi hal yang memungkinkan bagi kedua pihak.
Park menegaskan bahwa Pyongyang harus memperlihatkan ketulusan dalam melakukan dialog konstruktif, dan tidak sekedar berbicara tanpa tindakan, dalam menanggapi tawaran Korsel melakukan pembicaraan demi mengakhiri kebuntuan selama satu dekade.
Korut akan mengirimkan Menteri Luar Negeri Ri Su Yong pada Sidang Umum PBB, pejabat tertinggi yang pernah dikirimkan negara itu dalam 15 tahun terakhir. Pyongyang belum menanggapi tawaran, dan Park juga mengatakan sejauh ini belum ada rencana untuk bertemu dengan pejabat Korut di New York.
"Jika kesempatan ada dan mereka memiliki kesempatan untuk menanggapi dan menerima tawaran kami, tawaran kami sebelumnya untuk terlibat dalam kontak tingkat tinggi dan melakukan dialog, Saya pikir kesempatan seperti itu akan menjadi hal baik," ucap Park.
Komentarnya itu memberi sinyal kesediaan untuk tetap membuka diri pada Pyongyang, sekalipun tidak ada perkembangan substantif dalam hubungan dengan Korut selama 19 bulan dia menjabat presiden.