DPR AS Dukung Rencana Obama Lawan ISIS

Pemimpin Mayoritas Senat Amerika Serikat AS Harry Reid
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) menyetujui rencana Presiden Barack Obama, untuk melatih dan mempersenjatai pemberontak moderat Suriah demi menghadapi kelompok militan Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Total 273 suara mendukung berbanding 156. Sebanyak 159 suara dukungan berasal dari Demokrat dan 114 dari Republik. Laman Reuters, Kamis 18 September 2014, menyebut masih menjadi pertanyaan apakah para pemberontak akan memperoleh persenjataan modern, yang mereka sebut dibutuhkan untuk menghadapi persenjataan yang dimiliki ISIS.

Sementara Guardian menulis bahwa perdebatan selama enam jam di DPR yang berujung penolakan dari 85 anggota Demokrat dan 71 Republik, disebut menjadi catatan mengenai keraguan terhadap rencana Obama.

Mereka yang tidak setuju, mempertanyakan kemungkinan kelompok pemberontak moderat Suriah mau beralih dari perlawanan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan mendukung AS mengalahkan militan ISIS.

"Kita pernah cerita semacam ini. Kita tahu bagaimana akhirnya. Lihat Irak, Libia," kata Tulsi Gabbard, anggota Demokrat dari Hawaii yang bersuara menolak. Veteran perang Irak itu menyebut pemerintah belum belajar dari pengalaman intervensi AS di Timur Tengah sebelumnya.

"Jelas para pemimpin kita belum belajar. Kita harus fokus dalam menghadapi musuh kita dan berinvestasi di negara kita sendiri," ucapnya. Amandemen undang-undang untuk membiayai rencana Obama masih menunggu keputusan Senat, Kamis ini.

Di Senat, Menteri Luar Negeri John Kerry mendapat tekanan dalam dengar pendapat di komite hubungan luar negeri, untuk memperjelas sekutu-sekutu di kawasan Timur Tengah yang dia klaim telah siap bergabung dalam operasi serangan udara AS.

Kubu Republik menjadi harapan Obama untuk menghadapi penolakan dari partai pendukungnya di Senat. Sementara jajak pendapat yang digelar Reuters, memperlihatkan dukungan besar dari rakyat AS pada rencana Obama menggelar serangan udara melawan militan ISIS, namun menolak kampanye militer jangka panjang.

Otorisasi DPR atas rencana Obama dibatasi hingga 11 Desember, membuka kesempatan bagi Pentagon untuk mengajukan penambahan anggaran. Tidak dijelaskan terperinci tentang program pelatihan, memicu kekhawatiran anggota DPR bahwa dukungan mereka akan digunakan untuk pengiriman peralatan perang, dan jatuh ke tangan yang salah.

"Ada banyak pertanyaan tak terjawab bagi Saya untuk mendukung amandemen ini," kata Barbara Lee, anggota Demokrat asal California. "Bagaimana kita bisa yakin senjata AS yang kita berikan pada pemberontak Suriah tidak jatuh ke tangan yang salah, seperti yang terjadi pada pemberontak yang kita dukung di Libia?" tambahnya.

Oubai Shahbandar, penasihat senior Koalisi Nasional Suriah, menyebut keputusan DPR AS sebagai langkah penting dalam membangun kemitraan antara Washington dan oposisi Suriah. "Kami bekerja keras untuk menjadikan Tentara Pembebasan Suriah sebagai solusi tunggal untuk mendegradasi dan mengalahkan ISIS," kata Oubai.

"Kami menghadapi perjalanan panjang ke depan, tapi dukungan dari Kongres AS merupakan dorongan semangat," tambahnya.

Investor China dan Timur Tengah Kuasai Properti Mewah London

Wakil Republik dari Oklahoma, Tom Cole, mengatakan program bisa dimulai dengan persenjataan sederhana dan dapat ditingkatkan ke persenjataan berat seperti kendaraan baja pengangkut personel, artileri, serta pertahanan udara..

Saleh Partaonan Daulay

Isu-isu Krusial KTT Organisasi Kerja Sama Islam

KTT OKI berlangsung di Jakarta, 6-7 Maret 2016.

img_title
VIVA.co.id
6 Maret 2016