Kasus Istri Potong Kelamin Suami Jadi PR Siswa SD

Cover Buku Bill Bryson
Sumber :
  • mirror

VIVAnews - Kepala sekolah di Mortimer, Inggris, harus memohon maaf pada orangtua murid setelah anak-anak mereka diberikan pekerjaan rumah (PR), terkait dengan kasus John Wayne Bobbitt yang kehilangan kelamin karena dipotong oleh istrinya.

Pensiunan Dokter Diduga Tewaskan Ratusan Pasien

Seorang wali siswa menyebut tugas dari sekolah pada putranya yang berusia 7 tahun, sangat menjijikkan. Pihak sekolah dalam surat permohonan maaf yang dibagikan pada orangtua siswa, mengaku pemberian tugas itu sebagai sebuah kesalahan yang tidak disengaja.

Claire Mullane, kepala sekolah Mortimer Community College di South Shields, yang dikutip laman Inggris Evening Chronicle pada Selasa, 16 September lalu, menyebut kesalahan bermula saat seorang guru meminta para siswa membaca satu halaman sebuah buku yang ditulis Bill Bryson, berjudul Catatan dari Sebuah Pulau Kecil.

Salah Mengira Kuil sebagai Masjid, Diplomat Inggris Dikecam

Padahal guru itu belum membaca halaman itu sebelumnya. "Seorang staf pengajar telah meminta siswa membaca sesuatu yang belum dibacanya sendiri. Semestinya guru itu memilih paragraf secara spesifik untuk dibaca para siswa, bukan semuanya," kata Claire.

"Kami sama sekali tidak membenarkan pendekatan belajar seperti itu, namun itu sebuah kesalahan," tambahnya. Buku berisi  sebuah cerita yang merujuk pada kasus seorang istri asal Amerika Serikat (AS) Lorena Bobbitt, yang memotong lalu melemparkannya keluar jendela.

Nonton Konser, Cara Ratu Elizabeth II Rayakan Ultah ke-92

Sementara ada bagian spesifik pada buku itu digunakan sekolah-sekolah sebagai bagian dari pelajaran bahasa Inggris. "Saat kami menyadari apa yang terjadi, kami segera  berbicara pada siswa dan meminta maaf," ujar Claire.

Orangtua siswa menyatakan menghargai pemintaan maaf dari sekolah, tetapi menyesalkan apa yang terjadi karena bagaimana pun para siswa sudah membacanya. "Apa yang orang lain lakukan di rumah dengan anak-anak mereka sepenuhnya terserah pada mereka, tapi anak kami tidak boleh mendengar apapun yang seperti ini di rumah," kata seorang wali siswa.

Orangtua siswa yang tak disebutkan namanya itu, juga mendesak pemerintah memberikan penjelasan. "Bagaimana pemerintah dapat menjelaskan, ini tidak bisa diterima penggunaannya di sekolah," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya