Berkomentar Soal Turis Pakai Bikini, PM Thailand Minta Maaf

Foto warga Inggris yang terbunuh di Pulau Koh Tao, Thailand
Sumber :
  • REUTERS/Sitthipong Charoenjai
VIVAnews - Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, meminta maaf atas komentarnya yang dinilai tidak pantas mengenai banyaknya turis yang berlibur di negaranya hanya mengenakan bikini. Komentar itu dilontarkan Prayuth, paska dua turis Inggris, Hannah Witheridge dan David Miller, ditemukan tewas dalam keadaan telanjang di Pulau Koh Tao pada Senin dini hari. 
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho ke Dewas, Ada Apa?

Stasiun berita Channel News Asia, Kamis, 17 September 2014 melansir, komentar tersebut menimbulkan tanda tanya dan kekhawatiran Kedutaan Besar Inggris di Bangkok. Mereka menghubungi Kementerian Luar Negeri Thailand untuk menyampaikan keluhan dan meminta penjelasan atas pernyataan Prayuth pada Selasa kemarin. 
Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

Saat itu, Prayuth tengah berbicara kepada pejabat berwenang Thailand. Namun, pemimpin yang memulai terjadinya kudeta pada Mei lalu, malah melontarkan komentar bernada nyeleneh
Hasil Pertandingan Persik Kediri Vs PSS Sleman, 8 Gol dan 1 Kartu Merah

"Mereka pikir negara kami indah dan aman sehingga mereka bisa melakukan apa yang mereka mau. Mereka dapat mengenakan bikini dan berjalan ke mana pun. Namun, apakah mereka merasa aman dengan hanya mengenakan bikini, kecuali mereka tidak memiliki paras cantik?" tanya Prayuth. 

Menyadari pernyataan tersebut keliru, dia pun meminta maaf. "Saya minta maaf jika kalimat itu dianggap menyakiti hati orang-orang," kata Prayuth dalam sebuah jumpa pers hari ini dan dikutip BBC

Citra Thailand sebagai surga pariwisata sudah hancur sejak negara itu selama berbulan-bulan dibekap konflik politik. Namun, pencitraan tersebut terancam semakin hancur akibat kasus pembunuhan dua turis Inggris ini. 

Polisi terus mencari petunjuk untuk menangkap pembunuh keduanya. Berdasarkan data autopsi dari jenazah korban, tidak ditemukan DNA yang terkait 12 orang yang telah dimintai keterangannya.

Orang yang telah dimintai keterangan itu termasuk dua teman Miller asal Inggris yang diminta untuk tetap berada di Bangkok sambil menunggu hasil autopsi. 

"Mereka kini bisa bebas kembali ke negara asalnya," ujar Komandan Polisi Regional, Panya Maman. 

Para ahli mencoba meneliti petunjuk berupa air mani dan rambut yang ditemukan di lokasi kejadian, namun tidak cocok dengan orang-orang yang telah dimintai keterangan.

Sementara, paska kejadian itu, Gubernur Provinsi Surat Thani -- tempat area Koh Tao berada, menyebut tidak akan lagi menggelar pesta terbuka di tepi pantai. 

"Kami tidak ingin ada lagi tindak kejahatan," ungkap Gubernur Chatpong Chatraphuti yang menyebut akan menambah jumlah hotel dan resor untuk dipasangi kamera pengawas. 

Sehari sebelum kedua turis itu tewas, Koh Tao diketahui baru menggelar pesta pantai. Saat ditemukan, di jenazah keduanya terdapat luka yang serius. Sebuah cangkul yang diduga digunakan sebagai alat untuk menyerang korban, ditemukan di dekat jenazah.

Witheridge dan Miller diduga baru berkenalan di Koh Tao. Mereka tiba di Thailand pada bulan lalu.

Hingga saat ini, poliis masih belum mengetahui motif pembunuhan. Berdasarkan data dari Kemenlu Inggris, sejak tahun 2009 silam tercatat 11 warga Inggris tewas di Thailand. Sementara sekitar 850 ribu warga Inggris dan Irlandia Utara berkunjung setiap tahunnya ke Negeri Gajah Putih itu.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya