Darah Mantan Penderita Ebola Diburu di Pasar Gelap

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • REUTERS/Frederick Murphy/CDC/Handout via Reuters
VIVAnews - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan komunitas internasional, di negara-negara tertentu, kini ramai diburu darah mantan penderita penyakit Ebola di pasar gelap.
Harapan Ketum Brigade 08 Zecky Alatas pada Prabowo Subianto: Saya Optimis Beliau Bisa

Sebab, di dalamnya diduga terkandung serum penyembuhan yang dapat membuat penderitanya bertahan hidup. 
Bersyukur Prabowo Jadi Presiden, Begini Reaksi Titiek Soeharto saat Ditanya Ibu Negara

Stasiun berita CNN, Kamis 18 September 2014 melaporkan, di dalam darah mantan penderita Ebola, terdapat antibodi yang dapat melawan virus mematikan itu. Walaupun belum terbukti betul keampuhannya, ungkap perwakilan WHO, namun cukup menjanjikan bagi mereka yang melawan penyakit tersebut. 
Cak Imin: PKB Ingin Terus Bekerja Sama dengan Gerindra

"Studi menunjukkan transfusi darah dari mantan penderita kemungkinan bisa mencegah, atau merawat infeksi virus Ebola. Kendati begitu, hasil studi tersebut, masih sulit diinterpretasikan," kata WHO. 

Namun, lanjut WHO, masih belum diketahui apakah antibodi di dalam plasma mantan penderita Ebola cukup untuk merawat pasien Ebola, atau mencegah penyakit itu. "Penelitian lebih lanjut masih diperlukan," kata WHO. 

Serum penyembuhan sejauh ini telah digunakan untuk merawat beberapa pasien, termasuk salah satu di antaranya pekerja kemanusiaan asal Amerika Serikat, Rick Sacra. Saat ini, dia sedang dirawat di Omaba, Nebraska. 

Sacra memperoleh donor darah secara legal dari sesama rekan dokter, Kent Brantly, yang berhasil sembuh dari penyakit Ebola. Keduanya terinfeksi penyakit itu, ketika mereka menolong pasien di Liberia. 

Namun, tidak semua penderita Ebola bisa seberuntung Sacra. Di beberapa negara, pasien Ebola memperoleh darah melalui cara-cara yang tidak sesuai. Banyak di antara mereka yang justru mencari darah mantan penderita Ebola di pasar gelap. Akibatnya, ancaman penyakit lain termasuk HIV, justru mengintai. 

"Kita semua perlu bekerja secara erat dengan negara-negara yang terjangkit Ebola untuk membendung perdagangan pasar gelap serum untuk dua alasan," ujar Direktur Jenderal WHO, Margaret Chan. 

Dua alasan yang dirujuk Chan yaitu, minat individu terhadap serum penyembuhan yang tidak melalui jalur yang sesuai kian tinggi dan mengetahui apakah ada kemungkinan vektor infeksi lain yang perlu dilihat. 

Sejauh ini, Ebola telah menewaskan sedikitnya 2.400 orang di tiga negara yakni Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.  (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya