Lawan Separatis, Ukraina Minta Dukungan AS

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko berbicara dengan Presiden AS, Barack Obama
Sumber :
  • REUTERS/Larry Downing
VIVAnews - Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, meminta dukungan kepada Kongres Amerika Serikat berupa pengiriman senjata militer mematikan. Senjata itu akan digunakan untuk membantu militer Ukraina melawan kelompok separatis, karena dengan bermodalkan selimut dan kacamata penglihatan malam, tidak akan membantu.
Kata Shin Tae-yong Usai Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23

Stasiun berita Al Jazeera, Jumat, 19 September 2014 melansir pernyataan Poroshenko itu, ketika dia berkunjung ke Washington DC pada Kamis kemarin. Saat berkunjung ke Negeri Paman Sam, Poroshenko, turut bertemu dengan anggota Senat dan DPR. 
Surya Paloh Pikir-pikir Usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024

Dia menegaskan di hadapan kedua badan itu, militer Ukraina membutuhkan lebih banyak dukungan politik dari komunitas internasional. "Mereka membutuhkan lebih banyak peralatan militer, baik senjata mematikan maupun tidak. Peralatan itu dibutuhkan secepatnya," kata dia. 
Lawan PSM Makassar Jadi Laga Hidup Mati Bagi Arema FC

Bantuan yang diberikan oleh AS selama ini kepada Ukraina berupa selimut dan kacamata penglihatan gelap, lanjut Poroshenko, juga penting. 

"Namun, seseorang tidak mungkin memenangkan pertempuran hanya bermodalkan selimut," imbuh dia. 

Saat berbicara di hadapan parlemen, Poroshenko juga menyerukan agar ada sanksi lebih yang dijatuhkan terhadap Rusia. Sebelumnya, AS telah menjatuhkan sanksi terhadap beberapa pengusaha terkaya asal Rusia dan termasuk ke dalam lingkaran orang dalam Presiden Vladimir Putin.

BBC mencatat di antaranya terdapat Gennady Timchenko, pendiri perusahaan komoditas perdagangan. Dia juga pemilik Grup Volga, sebuah perusahaan investasi di bidang energi, transportasi, dan infrastruktur. 

Selain Timchenko, juga terdapat nama lain yaitu Igor Sechin. Dia merupakan mantan agen intel Rusia dan sudah sejak lama diketahui menjadi sekutu Putin. Sechin juga merupakan orang di dalam lingkaran Putin yang mempengaruhi kebijakan Istana Kremlin.

Alasan Poroshenko menyerukan adanya sanksi, karena pemerintahnya dan organisasi negara Atlantik Utara (NATO) memiliki bukti keterlibatan Negeri Beruang Merah dalam konflik di timur Ukraina. Menurut data PBB, akibat konflik itu, sebanyak 2.700 warga sipil tewas. 

"Saya juga meminta kepada AS untuk lebih tegas dan mencerminkan prinsipnya untuk memberlakukan sanksi lebih kepada pelaku agresi," tegas Poroshenko yang disambut tepuk tangan meriah dari anggota parlemen. 

Dia menyebut aneksasi Rusia terhadap Krimea merupakan salah satu tindakan penghianatan terhadap sejarah modern. 

Permintaan itu direspons Gedung Putih, dengan mengumumkan dana keamanan senilai US$64 juta atau Rp768 miliar. Di dalam dana itu termasuk radar untuk mendeteksi tembakan mortir, kendaraan dan perahu patroli, kendaraan lapis baja, serta peralatan mesin berat. 

AS turut mengucurkan dana senilai US$7 juta atau Rp84 miliar kepada organisasi kemanusiaan untuk membantu warga Ukraina yang terpengaruh dari konflik militer tersebut. 

Sejauh ini, AS telah memberikan dana senilai US$60 juta atau Rp720 miliar dalam bentuk bantuan senjata tidak mematikan kepada militer Ukraina. 

Sementara itu, di Ruang Bundar Gedung Putih, Barack Obama, menyatakan dukungan penuhnya bagi Poroshenko. Bahkan, Obama memuji Poroshenko sebagai orang yang tepat untuk memimpin Ukraina saat ini. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya