Ukraina dan Separatis Sepakat Gencatan Senjata Baru

Perwakilan Rusia, Ukraina, Republik Rakyat Donetsk di Minsk
Sumber :
  • REUTERS/Vladimir Nikolsky
VIVAnews - Pemerintah Ukraina dan kelompok separatis pada Sabtu kemarin kembali menyepakati gencatan senjata penuh dalam sebuah pertemuan di Belarusia. Dalam pertemuan itu, kedua pihak sepakat untuk memindahkan persenjataan berat dari area konflik. 
Banjir Bandang Terjang Pemandian Teroh-teroh Langkat, 1 Tewas dan 6 Luka-luka

Stasiun berita CNN edisi Sabtu, 20 September 2014 melansir pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Rusia, Ukraina, pemimpin pemberontak dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE). Selain penarikan senjata berat, terdapat delapan poin ketentuan yang disepakati kedua pihak. 
Menlu Retno Disarankan Segera Kontak Iran Agar Tidak Serang Balik Israel

Mantan Presiden Ukraina, Leonid Kuchma, membacakan tujuh poin di antaranya. Pertama, gencatan senjata bilateral, kedua, tidak adanya pergerakan pasukan militer di luar batas garis yang telah disepakati per tanggal 19 September 2014. 
Cara Hapus Jejak Digital, Cocok buat yang Suka Buka Situs Berbahaya

Ketiga, tidak ada penggunaan senjata atau aksi tindak kekerasan. Keempat, senjata berat harus ditarik mundur setidaknya 15 kilometer dari garis yang ditetapkan supaya dapat memenuhi kesepakatan kelima yaitu menciptakan zona penyangga. 

Keenam, keduanya sepakat untuk tidak menggunakan senjata berat di daerah pemukiman warga. Ketujuh, semua pesawat dilarang terbang di atas zona penyangga, kecuali pesawat OSCE yang ditugaskan untuk memonitor implementasi gencatan senjata. Kedelapan, penarikan semua pasukan asing dan peralatan militer dari teritori Ukraina akan diawasi oleh OSCE. 

Ukraina dan beberapa negara barat, selama ini menuding Rusia telah mendistribusikan senjata berat serta pelatihan militer bagi kelompok pemberontak. Selain itu, Rusia juga dituduh telah mengerahkan senjata di perbatasan untuk berperang melawan militer Ukraina. 

Semua tuduhan itu dibantah tegas oleh Presiden Vladimir Putin. 

Konvoi Rusia

Kendati pihak yang berseteru sepakat untuk melakukan gencatan senjata, namun Rusia dianggap kembali melakukan provokasi dengan tetap mengirim konvoi pembawa bantuan kemanusiaan ke Ukraina. Menurut laporan kantor berita Rusia, Itar-Tass, konvoi itu sudah melintasi kota Donetsk di bagian timur Ukraina. 

Tercatat ada sekitar 200 truk yang membawa makanan, pembangkit tenaga listrik, pasokan medis, pakaian dan botol air. Menurut Itar-Tass, Rusia menawarkan kepada Ukraina dan perwakilan dari Komite Internasional Palang Merah untuk menginspeksi konvoi tersebut. Namun, kedua pihak menolak tanpa memberikan alasan jelas. 

Menurut Juru Bicara Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional Ukraina, Kolonel Andriy Lysenko, Rusia memang menginformasikan kepada pihaknya akan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Namun, Rusia tidak meminta izin kepada otoritas Ukraina. 

Lysenko menambahkan, pihaknya tidak bisa memastikan apakah konvoi Rusia telah melewati perbatasan, karena titik pemeriksaan Izvarino, dikuasai oleh kelompok pemberontak. Dua konvoi sebelumnya juga memasuki teritori Ukraina tanpa meminta izin lebih dulu. 

Pasokan bantuan itu didistribusikan ke kota Luhansk. Seperti Donetsk, kota itu juga dikuasai oleh kelompok pemberontak yang berperang melawan pasukan pemerintah. 

Dalam konflik militer tersebut, setidaknya telah menewaskan 2.593 orang. Data tersebut diperoleh dari Komisi Tinggi PBB mengenai Hak Asasi Manusia (HAM). 

Bahkan, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk HAM, Ivan Simonovic, menambahkan, jumlah korban tewas bisa mendekati 3.000 jiwa jika mereka memasukkan 298 korban tewas pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh pada 17 Juli 2014 lalu. (one)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya