Tim Medis Ebola di Sierra Leone Diserang Kelompok Misterius

Melawan Ebola di Sierra Leone
Sumber :
  • Sylvain Cherkaoui/Cosmos
VIVAnews - Satu tim medis yang tengah menguburkan jenazah pasien Ebola pada Sabtu, 20 September 2014 diserang oleh sekelompok orang misterius. Padahal, kemarin memasuki hari kedua bagi warga untuk tetap tinggal di dalam rumah. 
Main Series Bareng Nicholas Saputra, Lee Sang Heon Jadi Bisa Masak Orek Tempe

Kantor berita Reuters, Sabtu kemarin, melansir informasi tersebut dari seorang anggota parlemen dari Distrik Waterloo, Claude Kamanda. Kejadian penyerangan berlangsung di Desa Matainkay, sekitar 3 mil dari Waterloo Distrik Freetown. 
Terpopuler: Adu Laris Fortuner vs Pajero Sport, Shin Tae-yong Mudah Beli Palisade

Kamanda mengatakan tim medis itu tidak mengalami luka, karena polisi bersenjata segera tiba di lokasi untuk mendampingi proses pemakaman. Pelaku pun akhirnya kabur. 
Terkuak, Ini Peran 5 Tersangka Barus Kasus Korupsi Timah

Mengetahui hal itu, Komandan Unit Poliis Lokal, Mustapha Kamara, mengatakan akan mengirimkan lebih banyak pasukan ke desa. Dia mengatakan kepada tim medis, sebelum menguburkan jenazah, sebaiknya menginformasikan kepada timnya.

Dikritik

Aksi larangan ke luar rumah yang dilontarkan oleh Presiden Ernest Bai Koroma pada awal pekan lalu dikritik organisasi Human Rights Watch (HRW) yang berbasis di New York. Menurut Direktur Kesehatan dan HAM, Joe Amon, larangan ke luar rumah selama tiga hari, dinilai lebih kepada aksi publisitas ketimbang intervensi agar kesehatan warga bisa pulih. 

"Publisitas atau komuikasi krisis, adalah sesuatu yang benar-benar dibutuhkan dalam epidemi ini. Namun, yang seharusnya difokuskan yaitu penyebaran informasi dan membangun rasa percaya kepada pemerintah. Larangan ke luar rumah, justru merupakan pendekatan yang keliru," kata Amon. 

Sementara memasuki hari kedua pelaksanaan pemberian edukasi ke rumah-rumah warga dinilai tidak efektif oleh organisasi amal Kesehatan untuk Semua Koalisi. Menurut perwakilan organisasi tersebut, Abubakarr Kamara, tidak semua tim advokasi menyampaikan pesan mengenai Ebola secara baik. 

"Dari observasi saya, banyak di antara anggota tim masih terlalu muda untuk dilibatkan dalam pelatihan dan ketika saya berada di satu atau dua rumah, pesan yang mereka sampaikan kepada keluarga yang seharusnya bermanfaat malah sulit dipahami," papar Kamara dan dikutip stasiun berita Channel News Asia

Kendati begitu, masyarakat Sierra Leone menyambut baik upaya pemerintah, salah satunya dengan menghubungi Pusat Operasi Darurat Ebola. Menurut sang Kepala, Steven Gaoja, di hari pertama, terasa sangat sulit. 

"Namun, secara keseluruhan, kami sukses. Kami yakin permasalahan awal yang kami hadapi telah berhasil diatasi," ujar Gaoja. 

Dia mengatakan pusat operasi telah menerima 886 panggilan terkait isu Ebola hingga pukul 15.00 waktu setempat. Namun, dari jumlah itu diketahui 238 di antaranya hanyalah laporan palsu. Sementara, 102 laporan serius langsung ditindak lanjuti. 

"Kami memiliki sebuah target untuk bisa mencapai semua rumah di negara ini dan tujuan itu memastikan setiap keluarga memperoleh informasi yang benar mengenai Ebola," ujar juru bicara Kementerian Kesehatan, Sidi Yahya Tunis. 

Juru bicara dari badan kesehatan dunia, WHO, pada Jumat kemarin mengatakan sebuah kontingen delegasi dokter dan perawat asal Kuba akan tiba di Sierra Leone. Total, terdapat 165 pekerja medis yang tiba di sana dan akan menetap hingga enam bulan. (one)






Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya