Dunia Tuntut Tindakan Nyata Atasi Perubahan Iklim

Para pengunjuk rasa membawa spanduk dalam demonstrasi perubahan iklim
Sumber :
  • REUTERS/David Gray
VIVAnews - Warga internasional semakin khawatir terhadap dampak perubahan iklim yang terasa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, mereka menuntut tindakan nyata pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim. 
Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

Diberitakan BBC, Minggu 21 September 2014, demonstrasi besar-besaran itu dilakukan secara serentak di beberapa negara. Di Manhattan, panitia memprediksi ada sekitar 310 ribu orang yang ikut berunjuk rasa. Warga Manhattan berdemonstasi secara damai dengan membunyikan suara terompet, drum dan mengenakan kostum warna warni. 
Kata Shin Tae-yong Usai Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23

Menurut panitia, para demonstran di Manhattan jauh melebihi aksi serupa yang terjadi tahun lalu. Mereka mengatakan pengerahan massa ditujukan untuk mengubah pola pikir masyarakat bahwa isu perubahan iklim juga sepatutnya menjadi kekhawatiran semua orang.
Surya Paloh Pikir-pikir Usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024

Sementara di New York, panitia mengerahkan 300 ribu demonstran. Demonstrasi di New York turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mantan kandidat presiden AS, Al Gore, Menteri Ekologi Prancis, Segolene Royal dan ahli primata, Jane Goodall. 

Kepada media, Ban menyerukan kepada semua orang agar menyadari bahayanya perubahan iklim. 

"Ini merupakan planet yang akan dihuni oleh generasi selanjutnya. Tidak ada rencana cadangan, karena kita tidak memiliki planet cadangan untuk ditinggali," ungkap Ban.

Menurut analisa koresponden BBC, Roger Harrabin, Ban berharap dapat memulai awal baru mengenai diskusi perubahan iklim tanpa menyalahkan negara mana pun. Pada Selasa esok, PBB akan menggelar pertemuan tingkat tinggi mengenai iklim di markas mereka di New York. Sebanyak 125 kepala negara termasuk Presiden Susilo Bambang Yudoyono ikut menghadiri pertemuan tersebut.

Pertemuan pertama berakhir tidak sukses saat Konferensi Copenhagen, Denmark digelar tahun 2009 lalu. Ban berharap, melalui pertemuan itu, akan dicapai kesepakatan universal yang ditandatangani oleh semua negara di akhir tahun 2015. 

Selain digelar di Amerika Serikat, unjuk rasa serupa dilakukan di 156 negara lainnya, antara lain Afghanistan, Inggris, Italia dan Brasil. Di London, aksi unjuk rasa dihadiri oleh sekitar 40 ribu orang. 

Sementara di Melbourne, Australia, jumlah demonstran mencapai 30 ribu orang. Mereka meminta Perdana Menteri Tony Abbott untuk bertindak nyata untuk mengatasi perubahan iklim yang dapat memicu terjadinya kekeringan dan kebakaran hutan. 

Sebanyak 25 ribu orang berpartisipasi dalam unjuk rasa di Paris, Prancis, sementara 15 ribu berdemonstrasi di Berlin. Di Rio de Janeiro, Brassil, terdapat 5.000 orang ikut berpartisipasi. 

Unjuk rasa ini diinisiasi oleh sebuah media sosial bernama Avaaz. Direktur Eksekutif Avaaz, Ricken Patel menyampaikan sebuah petisi kepada Ban yang telah ditandatangani oleh dua juta orang. 

"Perubahan iklim bukan hanya isu mengenai alam semata, tetapi sudah menjadi masalah bagi semua orang," ujar Patel dan dikutip stasiun berita Al Jazeera.  




  
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya