Paus: Agama Tidak Bisa Dijadikan Pembenaran Kekerasan

Paus Fransiskus berpidato di samping Presiden Albania, Bujar Nishani di Tirana
Sumber :
  • REUTERS/Ciro Fusco/Pool
VIVAnews - Paus Fransiskus berkunjung ke Albania, negara yang dihuni oleh sebagian besar kaum Muslim, Minggu 21 September 2014. Dalam kunjungan selama 11 jam itu, Fransiskus menyerukan agar tidak menggunakan agama sebagai pembenaran untuk melakukan tindak kekerasan. 
Erick Thohir Beri Kabar Baik soal Nathan Tjoe-a-On, Bisa Bela Timnas Indonesia Vs Korea Selatan

Dilansir dari laman Dailymail, Minggu 21 September 2014 pernyataan Fransiskus itu disampaikan di Istana Kepresidenan di ibu kota Tirana. Di hadapan para pemimpin Albania, Fransiskus mengatakan semua hal yang menyimpang dari ajaran agama, harus dihindari, karena tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Tuhan atau mengandung nilai kemanusiaan.
Gerindra Sebut Petinggi Nasdem Bawa Kabar Gembira buat Prabowo

"Hal ini khususnya terjadi di saat-saat di mana semangat religi agama tengah disesatkan oleh satu kelompok ekstrimis dan di mana perbedaan agama sedang terdistorsi," ungkap Fransiskus.
Terbongkar! Atlet e-Sport Terlibat Kasus Narkoba Liquid Ganja Bareng Chandrika Chika

Komentar serupa pernah disampaikan Fransiskus ketika dia mengecam tindakan kelompok militan Islamic State of Iraq and al-sham (ISIS). Fransiskus bahkan mendukung penggunaan kekuatan militer untuk menghentikan agresi yang dilakukan ISIS.

Kendati begitu, Fransiskus mengingatkan komunitas internasional untuk tetap berkonsultasi lebih dulu bagaimana cara menghentikan agresi ISIS.

Dalam kunjungan itu, Fransiskus turut memimpin sebuah misa di lapangan Bunda Teresa dan menyapa anak-anak yang diasuh oleh organisasi amal. Di sana, Fransiskus juga memberi penghormatan kepada para martir yang dieksekusi, karena menentang kepemimpinan Enver Hoxha. Di tahun 1967 lalu, Hoxha menyatakan Albania menjadi negara pertama di dunia sebagai negara atheis pertama.

Fransiskus memuji keteguhan para martir tersebut kendati diancam dengan hukuman mati.

"Mengingat dekade penderitaan mengerikan dan eksekusi yang dialami kaum Katolik, Ortodoks, dan Muslim, kami dapat mengatakan Albania adalah tanah martir," ungkap Fransiskus dalam khotbahnya. 

Fransiskus turut memuji Perdana Menteri Edi Rama, bahwa Albania menjadi contoh mengagumkan bagi dunia betapa pemeluk Kristen dan Muslim bisa hidup berdampingan. Data dari Dailymail, kaum Muslim di Albania mencapai 59 persen dari jumlah penduduk. Sementara, pemeluk Katolik berjumlah 10 persen.

Pengamanan ketat

Walau hanya menjejakkan kaki kurang dari 24 jam, namun pengamanan bagi Fransiskus tergolong sangat ketat. Hal itu disebabkan, munculnya ancaman bahwa Fransiskus akan dibunuh oleh anggota ISIS asal Albania. 

Kementerian Dalam Negeri Albania bersikeras menyatakan tidak ada pengamanan khusus bagi Fransiskus, namun pengamanan di daerah perbatasan tampak diperketat. Sebanyak 2.500 petugas polisi terlihat dikerahkan. 

Interaksi Fransiskus dengan publik pun terlihat dikurangi jika dibandingkan dengan kunjungan ke luar negeri sebelumnya. Dia pun tidak terlihat berhenti untuk menyapa publik ketika berada di dalam mobil kap terbuka.

Warga yang ingin menghadiri misa Fransiskus dilarang untuk memakai pakaian yang tebal, membawa tas, koper, atau gelas kaca.

Kepala Polisi Albania, Artan Didi mengatakan kepada media tidak ada ancaman keamanan yang dialami Fransiskus. 

"Kami telah melakukan semua upaya dan semuanya berjalan dengan baik," ungkap Didi. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya