ISIS Minta Pengikutnya Bunuh Warga Negara Sekutu AS

Militan ISIS.
Sumber :
  • REUTERS
VIVAnews - Kelompok militan Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) kembali menebar teror. Kali ini, juru bicara ISIS, Abu Mohammad al-Adnani, menyerukan kepada para pendukungnya agar membunuh kaum kafir yang tidak memeluk agama yang sama. 
Anies Unggah Foto Bareng Cak Imin, Jubir Timnas Sebut Bahas Rekapitulasi KPU Jelang Pengumuman

Laman Dailymail Senin, 22 September 2014 melansir ajakan itu disebar di dunia maya dalam bentuk rekaman suara. Total, rekaman itu berdurasi selama 42 menit. 
5 Mahasiswa Muslim di India Terluka Akibat Ditimpuk Batu saat Salat

"Apabila kalian bisa membunuh kaum kafir warga Amerika atau Eropa, khususnya yang dengki dan kotor seperti Prancis, termasuk negara-negara lainnya yang ikut dalam koalisi melawan ISIS, bunuh mereka dengan berbagai cara," ujar al-Adnani. 
Kejar Rekapitulasi, KPU Papua dan Papua Pegunungan Terbang ke Jakarta Malam Ini

Kelompok itu lalu, menyebut Presiden Barack Obama sebagai keledai Yahudi. Obama sukses memperoleh dukungan dari 40 negara untuk membantu Negeri Paman Sam melawan ISIS.

"Dia tiba-tiba menjadi seorang Syekh, Mufti dan pengkhotbah Islam, memperingatkan publik dan menceramahi untuk membela Islam. Dia juga menyebut, Negara Islam tidak ada kaitannya sama sekali dengan Islam," imbuh al-Adnani. 

Dia menambahkan, pernyataan Obama itu merupakan kali keenam yang disampaikan hanya dalam waktu satu bulan.

"Semuanya berisi ancaman kepada ISIS," tegas dia. 

Kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu juga melampiaskan kekesalannya, kepada Menteri Luar Negeri, John Kerry. Pada pekan lalu, di hadapan Komite Kongres Bidang Luar Negeri, Kerry menyebut mereka, bukan sebuah negara dan tidak mewakili Islam. 

"Tua bangka yang belum disunat itu, tiba-tiba menjadi ahli Hukum Islam, mengeluarkan sebuah keputusan kepada anggota ISIS yang bertentangan dengan Islam. Dia menyatakan hal apa saja yang bertentangan dengan ajaran Islam dan menyebut ISIS merupakan musuh Islam," kata al-Adnani. 

Sementara, Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Samantha Power--ketika diwawancarai dalam program Face the Nation--mengatakan, akan ada lebih banyak serangan udara terhadap kelompok tersebut. Power juga memberi petunjuk, akan ada negara lain yang memastikan diri ikut dalam serangan udara. Namun, dia tidak menyebut nama negara itu. (ita)

Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya