Menlu Malaysia Bantah Pemberitaan Pilot MH370 Bunuh Diri

Zaharie Ahmad Shah, pilot pesawat MAS
Sumber :
  • thestar
VIVAnews - Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, membantah pemberitaan yang ditulis oleh media Inggris, Huffington Post dan dipublikasikan tanggal 16 September lalu. Dalam pemberitaan berjudul "MH370: Pilot Zaharie Shah Bunuh diri dan Membunuh Semua Penumpang di Penerbangan Malaysia Airlines" seolah menyimpulkan penyebab burung besi itu hilang pada 8 Maret lalu. 
5 Mahasiswa Muslim di India Terluka Akibat Ditimpuk Batu saat Salat

Dilansir dari laman The Star edisi akhir pekan lalu, Anifah mengaku tidak habis pikir Huffington Post bisa menurunkan pemberitaan semacam itu. Dalam siaran pers dia mengaku terkejut dan kecewa media Inggris tersebut menulis berita yang belum terbukti kebenarannya. 
Kejar Rekapitulasi, KPU Papua dan Papua Pegunungan Terbang ke Jakarta Malam Ini

"Tidak ada pemikiran atau pertimbangan terhadap keluarga korban yang kini tengah menanti keberadaan pesawat tersebut. Mereka juga tidak memikirkan duka yang kini tengah dialami oleh keluarga korban," tulis Anifah. 
Atasi El Nino, Menteri Pertanian: Pemerintah Siapkan Pompanisasi dengan Biaya Rp5,8 Triliun

Seharusnya, lanjut Anifah, sebelum artikel itu diterbitkan, Huffington Post memikirkan perasaan keluarga korban yang akan membaca tulisan tersebut. Selain itu, pernyataan narasumber yang dikutip oleh Huffington Post tidak berdasar. 

Media itu mengutip pernyataan penyidik kecelakaan udara yang bermukim di Selandia Baru, Ewan Wilson. Wilson juga merupakan pendiri Kiwi Airlines dan mantan pilot pesawat komersial. 

Dari peristiwa MH370, Wilson menulis buku berjudul "Good Night Malaysian 370: The Truth Behind The Loss of Flight 370" yang terbit Juli lalu. Dalam analisanya, kapten pilot MH370, Zaharie Shah, mengalami kelainan jiwa dan sejak awal berniat membawa pesawat jatuh di Samudera Hindia. 

"Kami telah menunjukkan mengapa aksi pembajakan oleh penumpang atau penurunan tekanan udara secara tiba-tiba merupakan skenario yang tidak mungkin dijalankan," ujar Wilson. 

Selain itu, dia menambahkan, ada keinginan yang fundamental untuk mengabaikan kesehatan kejiwaan dalam industri penerbangan. Dalam sejarah industri tersebut, tercatat lima penerbangan berakhir tragis akibat tindakan bunuh diri pilot. 

Kecelakaan itu antara lain penerbangan Mozambiq TM470 dari Mozambiq menuju ke Luanda di tahun 2013, Egyptian air 990 dari New York menuju ke Kairo di tahun 1999. Ketiga, penerbangan Silk Air 185 dari Indonesia menuju ke Singapura pada 1997, Royal Air Maroc menuju ke Casablanca di tahun 1994 dan penerbangan domestik Jepang 350 di tahun 1982. 

"Dengan menghapus beberapa kemungkinan dengan sendirinya, maka opsi serius yang tersisa dalam analisa kami yaitu pilot melakukan bunuh diri pada 8 Maret," kata dia.

Dia menambahkan, para penumpang MH370 sudah tewas lebih dulu, karena mereka kekurangan oksigen. Setelah itu, pilot sengaja menjatuhkan pesawat di area Samudera Hindia. Kekurangan oksigen itu dipicu, karena adanya penurunan tekanan udara di dalam kabin sehingga penumpang tidak sadarkan diri. 

Katup oksigen, kata Wilson, bisa saja dimanfaatkan, tetapi, alat itu hanya mampu berfungsi selama 20 menit. 

Saat hilang dari radar sipil, MH370 tengah mengangkut 227 penumpang dan 12 kru. Burung besi itu terbang menuju ke Beijing dari Bandara Internasional Kuala Lumpur. 

Zaharie, kini tengah menjadi pusat pemberitaan media, karena bukti menunjukkan MH370 sengaja melenceng dari jalur yang telah ditentukan sebelum diketahui menghilang. Pilot berusia 33 tahun itu diketahui pecinta dunia penerbangan dan telah bekerja selama 33 tahun di Malaysia Airlines. Dia tercatat telah mengantongi 18.360 jam terbang. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya