Dicari, Detektif Cinta di India

Ilustrasi pernikahan khas India
Sumber :
  • BBC
VIVAnews - Di India, pernikahan merupakan perayaan yang besar dan menguras biaya yang tidak sedikit. Perayaannya bisa memakan waktu berbulan-bulan dan mengundang ribuan tamu.
Jeep Rubicon Mario Dandy Dilelang dengan Harga Limit Rp809 Juta, Intip Spesifikasinya

Oleh sebab itu, keluarga calon mempelai baik laki-laki maupun perempuan kadang kala ingin mengetahui latar belakang calon menantu mereka. BBC edisi Senin, 22 September 2014 melansir, di sinilah detektif cinta berperan.
Pesan Vicky Prasetyo Jika Meninggal Dunia, Minta Hal Ini ke Keluarga

Dari sedikit detektif cinta profesional, terseliplah nama Taralika Lahiri yang telah bekerja menjadi detektif swasta selama lebih dari 25 tahun. Taralika merupakan sedikit perempuan yang terjun di bidang itu. 
Intip Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23

Perempuan berusia 53 tahun itu mulai menyelami pekerjaan ini di tahun 1987. Dia memulai profesi tersebut tanpa melalui pelatihan formal. Semua kemampuannya dipelajari secara otodidak.

Kemudian, di tahun 1994 lalu, dia mendirikan agen detektifnya sendiri yakni Perusahaan Konsultan dan Detektif Nasional (NDCC) dengan modal awal US$5.000 atau Rp59 juta. Modal itu diberikan oleh keluarganya.

Taralika berkisah, semula hanya sedikit perempuan yang terjun di bidang ini. Kini, menjadi detektif cinta adalah pekerjaan yang populer di kalangan perempuan. Hal itu disebabkan, klien pekerjaan ini rata-rata perempuan. Maka tak heran, jika mereka merasa lebih nyaman untuk menggunakan jasa detektif perempuan dalam mengintai target. 

Menurut Taralika, alasan di balik tingginya minat penyewaan jasa detektif sebelum digelar pernikahan, karena kini semua orang bisa berkenalan melalui dunia maya. 

"Dulu, jodoh biasanya datang karena dikenalkan oleh keluarga sendiri yang sudah mengenal latar belakang laki-laki atau perempuan yang ingin dijodohkan. Tapi sekarang, Anda bisa mengenal siapa pun namun dengan latar belakang palsu. Orang-orang ini bisa saja tinggal di India atau di luar negeri," tutur Taralika. 

Dengan menyewa jasa detektif, keluarga ingin memastikan putra atau putri mereka tidak menjadi sasaran penipuan. 


Dia kemudian mengenang, kemampuan detektifnya pernah disewa oleh pengusaha kaya yang bermukim di New Delhi. Tugas Taralika sederhana, mencari tahu latar belakang kekasih putri dari si pengusaha itu.

Kliennya penasaran terhadap latar belakang ekonomi calon menantu mereka. Sebab, setiap kali bertemu, dia selalu menggunakan pakaian buatan desainer ternama, mengendarai mobil mewah, dan bertemu di restoran mahal. Keluarga lalu mulai curiga dan ingin tahu pekerjaan calon menantu mereka.

Setelah membuntuti sekian lama, tim Taralika mengetahui pria tersebut merupakan seniman penipu. Semua data seperti alamat rumah palsu. Bahkan, mobil mewah yang selama ini digunakan hanya sewaan agar bisa menipu kekasihnya. 

Tidak hanya pasangan kekasih yang ingin menikah yang jadi targetnya. Banyak juga pasangan yang telah menikah namun sedang dalam proses perceraian menggunakan jasa Taralika. Tingkat perceraian yang sedang tinggi di India, membuat perusahaan Taralika menangguk keuntungan. 

Terkadang, di saat proses sidang cerai tengah berlangsung, pasangan menikah ini membutuhkan bukti-bukti untuk mendukung klaim mereka di sidang cerai. Bukti tersebut bisa berupa foto atau daftar pembicaraan di telepon. 

"Biasanya untuk kasus perceraian, mereka membutuhkan bukti untuk mendukung klaim agar nilai tunjangan cerai bisa dikurangi atau memperoleh hak asuh anak. Namun, pengadilan biasanya menginginkan bukti nyata untuk membuktikan kebenaran tuduhan tersebut," kata Taralika. 

Jasa Taralika biasanya disewa oleh pengacara yang kliennya sedang berseteru di sidang cerai. 

Sebagai contoh, jasanya pernah disewa oleh warga India yang bermukim di Amerika Serikat. Pria ini meminta Taralika untuk memata-matai istrinya, karena dalam sidang cerai sang istri menuntut nilai tunjangan yang besar. Alasannya, karena dia mengaku lumpuh dari pinggang ke bawah dan membutuhkan uang untuk mengurus anak-anak mereka kelak. 

Ketika istrinya berencana untuk ke India demi bisa menghadiri pernikahan seorang rekan di New Delhi, si suami pun mengutus Taralika. Maka, dia dan timnya turut datang ke pernikahan dengan menyamar sebagai fotografer dan staf katering.

Target yang dia intai tiba di pernikahan khas India dan di tengah-tengah resepsi, si istri menari. Kedua kakinya tidak lumpuh seperti yang dia keluhkan. 

Taralika dan tim kemudian mengabadikan adegan itu dan mengirimkan buktinya ke AS. 

Peralatan canggih

Dia menyebut tidak ada harga pasti dalam menindak lanjuti permintaan klien. Taralika mengatakan itu tergantung setiap kasus. Namun, biasanya untuk pengintaian pada pasangan yang akan menikah, menelan biaya sekitar US$500 atau Rp5,9 juta. Sementara, pengintaian pasangan yang telah menikah, membutuhkan dana lebih besar, karena bukti yang dicari harus lebih menguatkan.

Pekerjaan tersebut, ujar Taralika memiliki masa depan yang cerah. Sebagai contoh, dia yang semula bekerja seorang diri, kini telah memiliki 15 orang staf.

Selain itu, dengan kecanggihan teknologi, kian memudahkan pekerjaannya. Biasanya, dia dibantu dengan beberapa peralatan seperti kamera dengan resolusi tinggi dan lensa penglihatan malam dan alat perekam yang bisa disembunyikan di balik baju.

Bahkan, kini data-data bisa diperoleh dengan mudah dari dunia maya. Hanya dengan sedikit pelatihan, maka stafnya bisa mendapat data yang terpercaya dari sumber informasi publik. 

Namun, bagi Taralika tetap tidak ada yang mengalahkan intuisi dan kerja keras sebagai senjata utama menyelesaikan setiap misinya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya