Serangan Koalisi, Ribuan Militan ISIS Terluka

Pengungsi Kurdi Suriah di perbatasan Turki
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Ribuan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan tewas atau terluka, Selasa, 23 September 2014, akibat serangan pasukan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di kota Raqqa, Suriah.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

"Ada ribuan yang terluka dan tewas," kata Rami Abdulrahman, ketua pengawas hak asasi manusia (HAM) di Suriah, yang dikutip oleh Reuters. Sebelumnya, Pentagon mengumumkan digelarnya serangan pertama di Suriah.

Seorang pejabat AS menyebut Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Bahrain terlibat dalam serangan udara dengan sasaran markas ISIS di kota Raqqa. Tidak disebutkan, tapi pemerintah Suriah diduga mengetahui serangan koalisi itu.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

Hal itu terungkap dari laporan jaringan televisi Suriah, yang menyebut bahwa AS telah memberikan informasi pada wakil Suriah di PBB tentang sasaran serangan koalisi di Raqqa, sekitar 400 km dari Damaskus.

Terkait dengan keterlibatan negara-negara Arab, mantan penasihat Timur Tengah bagi Partai Republik dan Demokrat, Aaron David Miller, mengatakan suka atau tidak Washington harus mempertimbangkan peran Iran dalam perang melawan ISIS.

Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai

Sekalipun bertentangan dalam banyak kasus Timur Tengah, AS dan Iran memiliki kepentingan yang sejalan dengan eskalasi krisis terkait ISIS. Tapi, usaha melibatkan Iran disebutnya tidak akan mudah.

Blokade ekonomi yang diterapkan AS atas Iran menjadi salah satu hal yang harus dipikirkan, sebelum pembahasan kerja sama militer AS dan Iran bisa dibawa ke meja perundingan.

"Mereka jelas akan menjadi bagian dari ini (melawan ISIS)," kata Aaron.

Menurut dia, AS dan Iran bisa bekerja secara terpisah, dengan tetap mencari cara agar aktivitas kedua pihak di lapangan tidak saling bersinggungan.

Kerja sama antara AS dan Iran, seperti berbagi informasi intelijen tentang pergerakan ISIS dapat dilakukan di balik layar atau melalui mediator. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya