Israel Tembak Mati Pembunuh Remaja Yahudi

Dua warga Palestina yang ditembak mati tentara Israel
Sumber :
  • REUTERS/Handout via Reuters TV
VIVAnews - Juru bicara militer Israel mengatakan mereka telah menembak mati dua warga Palestina yang menjadi tersangka pembunuh tiga remaja Yahudi, yang tewas pada 12 Juni lalu. Dua warga Palestina itu, yang diketahui bernama Marwan Kawasme dan Amar Abu Aysha, ditembak ketika tengah bersembunyi di sebuah gedung di kota Hebron, Tepi Barat, pada Selasa sore.
2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis

Letnan Kolonel Peter Lerner, yang dikutip The Guardian, 23 September 2014, mengatakan militer Israel bermaksud menahan Kawasme dan Abu Aysha. Namun mereka melawan. 
Ternyata Buah Delima Punya Manfaat untuk Sembuhkan Kanker, Benarkah?

"Kami melepaskan tembakan, mereka malah menembak balik ke arah kami dan kami respon. Mereka terbunuh di saat aksi baku tembak terjadi," ungkap Lerner. 
Prediksi LaLiga: Real Madrid vs Barcelona

Dia menambahkan memiliki bukti visual salah seorang dari mereka telah tewas. 

"Namun, untuk pelaku kedua, kami belum bisa memberikan konfirmasi visual. Tetapi, kami mengasumsikan dia ikut tewas," imbuh Lerner. 

Dia menyebut pencarian terhadap keduanya telah dilakukan oleh unit polisi khusus anti teror Israel, Yamam, sejak satu pekan lalu. BBC melaporkan di laporan awal, bahkan disebut saat aksi baku tembak terjadi, sebuah roket dan buldoser ikut digunakan dalam serangan tersebut. 

Setelah mengetahui keduanya tewas, Kepala Staf Letnan Jenderal Benny Gantz mengaku puas bisa menyampaikan kepada keluarga tiga remaja Yahudi tersebut. 

"Kami berjanji kepada keluarga remaja itu, bahwa kami akan menemukan pembunuhnya. Pagi ini, kami telah memenuhi janji kami," ujar Gantz. 

Dia menambahkan, terbunuhnya dua pelaku, diakui tidak bisa menghibur keluarga korban. Tetapi, dia berharap, dengan mengetahui fakta pembunuh putra mereka telah tewas, bisa membawa sedikit rasa lega.

Salah satu kerabat dari Kawasme ikut ditahan karena dianggap membantu merencanakan penculikan terhadap tiga remaja Yahudi itu. Sementara kelompok Hamas yang berada di balik aksi penculikan remaja Yahudi, memuji peranan martir Kawasme dan Abu Aysha. 

"Kami tegaskan bahwa pembunuhan terhadap Kawasme dan Abu Aysha, tidak akan melemahkan pertahanan kami," ungkap juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri. 

Razia Besar

Israel menuding mereka sebagai eksekutor. Ketiganya dilaporkan menghilang di sebuah persimpangan jalan antara kota Yerusalem dan Hebron. Saat itu, mereka tengah menghentikan mobil untuk menumpang pulang. 

Namun, beberapa hari kemudian, ketiganya ditemukan tewas. Intelijen Israel lalu melakukan razia besar-besaran di Tepi Barat untuk menangkap pelaku. Ratusan orang yang dianggap terkait langsung ditahan. 

Namun Kawasme dan Abu Aysha tetap berhasil kabur selama berbulan-bulan. 

Akibat pembunuhan remaja Israel, memicu aksi balasan terhadap seorang warga Palestina yang berasal dari timur Yerusalem pada 2 Juli lalu. Beberapa hari kemudian, kemudian dikenai dakwaan hukum karena menjadi pembunuh Khadair.

Aksi saling bunuh itu memicu tingkat siklus kekerasan sehingga terjadi konflik selama 50 hari antara Hamas dengan militer Israel. Sebanyak lebih dari 2.000 orang dilaporkan tewas akibat Operasi Perlindungan Perbatasan Israel itu. (ren)

  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya