RI Siap Beraksi Nyata Atasi Kenaikan Suhu Bumi

Presiden SBY ketika berpidato di forum perubahan iklim PBB
Sumber :
  • www.presidenri.go.id/Cahyo
VIVAnews - Indonesia siap memberikan aksi nyata untuk menjaga agar kenaikan suhu bumi di bawah dua celcius. Hal itu ditegaskan Presiden Susilo Bambang Yudoyono ketika berpidato di hadapan para pemimpin dunia termasuk Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, di sidang pleno I KTT Perubahan Iklim di New York, Amerika Serikat, Selasa 23 September waktu setempat. 
Nyamannya Naik Gunung Terbersih di Indonesia

SBY memaparkan empat langkah nyata yang telah dilakukan Indonesia untuk merealisasikan hal tersebut.
Tekuk Korea Selatan, Rafael Struick: Ayo Kita ke Paris dan Ciptakan Sejarah Lagi!

"Pertama, Indonesia secara sukarela telah berjanji mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 26 persen di tahun 2020. Target tersebut akan terus naik hingga 41 persen dengan bantuan dunia internasional," ujar SBY, seperti dilansir dari situs resmi Kepresidenan RI.
Shin Tae-yong: Pelatih Timnas yang Juga Mahir Kendarai Truk dan Mobil Setir Kanan

Untuk mencapai hal itu, Pemerintah RI, lanjut SBY, telah memberlakukan moratorium pemberian izin untuk pembukaan hutan primer dan lahan gambut sejak Mei 2011. Langkah kedua, ujar SBY, Indonesia tegas memerangi deforestasi dan degradasi lahan. 

"Untuk menangani hal itu, saya membentuk sebuah badan khusus yakni  Badan Pengelola Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (REDD +) yang bertugas meningkatkan tata kelola hutan," kata dia.

Dalam memerangi defeorestasi, ungkap SBY, RI juga menjalin kerjasama dengan Pemerintah Norwegia. 

Sementara, dalam langkah ketiga, Indonesia tengah mempelajari potensi ekosistem karbon biru sebagai penyerap karbon. Dalam langkah terakhir, SBY memaparkan, RI telah menandatangani surat penerimaan dari Amandemen Doha untuk Protokol Kyoto.

Tidak Realistis

Target untuk menjaga kenaikan suhu bumi hanya dua derajat celcius dicapai dalam Konferensi Perubahan Iklim di Doha, Qatar tahun 2012 silam. Namun, dalam sebuah studi yang dilakukan oleh organisasi Pusat Penelitian Lingkungan dan Iklim Internasional Norwegia (CICERO), Glen Peters, justru target dua derajat celcius tidak realistis. 

Dia memperingatkan apabila negara-negara di dunia tetap tinggal diam, maka tingkat kenaikan suhu bumi diprediksi mencapai lima derajat celcius. Majalah Jerman, der Spiegel tahun 2012 lalu, memaparkan kesimpulan Peters dan rekannya Corinne Le Quéré. 

Menurut keduanya, manusia melepaskan 35,6 gigaton emisi gas rumah kaca ke atmosfir di tahun 2012 saja. Diprediksi angka itu mengalami kenaikan sekitar 3,1 persen setiap tahunnya. 

"Artinya, jika kita melihat secara realistis, maka akan memakan waktu lebih dari 10 tahun untuk menghilangkan emisi gas CO2. Sementara, terlambat untuk mencapai target agar kenaikan suhu bumi di bawah dua derajat celcius," ungkap keduanya. 

Kesimpulan itu turut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah berjudul Perubahan Ikilm Alam. Dalam studi itu, turut dipaparkan negara dengan penyumbang polusi terbesar yakni China, yang menyumbang 28 persen emisi global, AS 16 persen, Uni Eropa 11 persen, dan India 7 persen. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya