Serangan Udara AS Tidak Buat ISIS Mundur

Pesawat tempur F/A-18 F Super Hornet mendarat di USS George H.W. Bush
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya di Suriah, Rabu, 24 September 2014, dilaporkan terjadi dekat perbatasan Turki di mana ratusan ribu pengungsi Kurdi berada.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

Rami Abdulrahman, aktivis kelompok hak asasi manusia Suriah yang dikutip Reuters, mengatakan serangan udara terjadi di kawasan Ayn al-Arab sekitar 30-35 Km sebelah barat kota Kobani.

Abdulrahman mengatakan tidak jelas negara mana yang menggelar serangan, tapi dia yakin pesawat-pesawat yang digunakan bukan milik pemerintah Suriah karena datang dari arah Turki.

Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai

Seorang pejabat pemerintah di Kobani mengatakan tidak mendengar ada serangan udara dekat kota, tapi pertempuran berlanjut antara pasukan Kurdi dan ISIS, yang telah bergerak maju dari 15 Km menjadi tinggal 10 Km jaraknya dari Kobani.

Menurut pejabat itu, ISIS mengerahkan pasukan dan alat berat untuk menyerang Kobani. Pasukan Kurdi sebagai kekuatan satu-satunya yang memberikan perlawanan terhadap ISIS di Kobani, disebut mulai terdesak dan dipaksa mundur.

Polisi Filipina Bantah Keberadaan ISIS

Tidak ada bantuan dari pasukan pemberontak moderat, yang disebut akan menjadi andalan AS di garis depan pertempuran dengan ISIS. Juru bicara YPG, Redur Xelil, mengatakan serangan udara AS tidak berarti bagi ISIS yang terus bergerak maju ke Kobani.

"Mereka tidak mundur dari posisi mana pun dan perang masih berlanjut pada tingkat paling tinggi di Kobani dan Ras al-Ayn.

Polisi Antiteror Kanada.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Tersangka bernama Aaron Driver dan ia bertindak tunggal.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016