Pidato Terakhir di PBB, SBY Beberkan Kunci Pembangunan Milenium

Presiden SBY ketika berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, New York
Sumber :
  • Akun resmi Twitter Presiden SBY
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada hari Rabu, 25 September 2014 menyampaikan pidato dalam sesi debat ke-69 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Dalam pidato terakhirnya sebagai Presiden RI, SBY beberkan kemajuan Indonesia dalam pencapaian tujuan milenium (MDG) 2015. 
Perasaan Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Singkirkan Korea Selatan

Dilansir dari situs resmi kepresidenan, sidang debat Majelis Umum tahun ini mengambil tema "Penyampaian dan Penerapan sebuah Transformatif Paska Agenda Pembangunan 2015". SBY berpendapat tidak semua negara berhasil mencapai target MDG. 
Christian Bautista Bakal Tampil di Konser Westlife: The Hits Tour 2024

Indonesia, ujar SBY, berhasil meningkatkan pendapatan per kapita nasional hingga 400 persen dan di saat yang bersamaan mengurangi tingkat kemiskinan. Hal tersebut, ujar SBY, dicapai hanya dalam waktu satu dekade. 
Diisukan Jadi Orang Ketiga, Salshabilla Adriani Ngaku Udah Ngobrol Sama Syifa Hadju-Rizky Nazar

"Bagi negara yang belum berhasil mencapai tujuan itu, saya memperoleh satu hikmah terbaik dan menjadi penggerak perubahan yang paling penting yaitu pemerintahan yang diwujudkan tidak hanya sekedar pemerintahan baik, tetapi juga pemerintahan cerdas," kata SBY. 

Pemerintahan yang cerdas, lanjut SBY, biasanya melibatkan kepemimpinan yang inovatif dan membutuhkan partisipasi publik. Tanpa kedua elemen tadi, imbuh dia, sulit untuk mewujudkan delapan poin MDG.

Dia menegaskan yang diinginkan negara anggota PBB melalui MDG adanya pembangunan berkesinambungan yang setara. 

"Kami tidak ingin pembangunan yang mengukur kemajuan hanya terlihat dari pembangunan materi semata, lalu menjadi tidak manusiawi dan mengesampingkan warga negara," imbuh dia. 

Fokus Indonesia

Agenda paska MDG 2015 merupakan salah satu dari tiga fokus Indonesia dalam Sidang ke-69 Majelis Umum PBB tahun 2014. SBY menyebut, tahun ini lebih ditekankan pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tidak boleh mencemari lingkungan. 

"Konsep Green Growth. Indonesia ikut menjadi bagian dalam mengembangkan kebijakan, doktrin dan program yang berkaitan dengan hal tersebut," ujar SBY sebelum memasuki ruang sidang.

Dua fokus lainnya yaitu perubahan iklim dan solusi konflik di berbagai wilayah dunia. Terkait isu perubahan iklim, lanjut SBY, Indonesia akan terus mengambil bagian untuk memastikan kerjasama global dalam mengatasi perubahan iklim bisa dilaksanakan lebih efektif. 

Sementara, untuk solusi konflik, SBY menegaskan kembali Indonesia harus mampu menghadapi gerakan terorisme, radikalisme dan ekstrimisme di tanah air. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya