- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Pemerintah Amerika Serikat (AS) sambut baik komitmen para produsen minyak kelapa sawit Indonesia untuk tidak merusak hutan (deforestasi) dalam memperluas lahan produksi mereka. Komitmen ini dibubuhkan dalam suatu penandatanganan ikrar khusus.
Dalam keterangan yang disampaikan lewat rekaman video, Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert Blake, menyambut baik penandatanganan Ikrar Minyak Sawit Indonesia. Penandatanganan yang berlangsung 24 September lalu dan disaksikan perwakilan AS itu melibatkan pejabat Kamar Dagang Indonesia dan pimpinan empat produsen minyak sawit, yaitu Cargill, Asian Agri, Golden Agri-Resources, dan Wilmar.
Bagi Dubes Blake, ikrar keempat perusahaan dan pemangku kepentingan lain di Indonesia itu adalah langkah awal yang baik dalam upaya mencapai solusi ramah lingkungan. "Pemerintah AS berharap dapat bekerja sama dengan para penandatangan ikrar, masyarakat madani, dan pemerintah Indonesia dalam menindaklanjuti serta mempromosikan pelaksanaan ikrar," kata Blake dalam rekaman video yang dipublikasikan Kedutaan Besar AS di Jakarta Senin ini.
Ikrar tersebut merefleksikan komitmen para produsen untuk memutus rantai antara produksi minyak kelapa sawit dan deforestasi. Ikrar ini memuat beberapa acuan dalam industri, termasuk melibatkan pemerintah secara proaktif dalam reformasi kebijakan, prinsip tidak menanam pada lahan berkandungan karbon tinggi atau lahan gambut.
Melalui ikrar itu pula para produsen sawit meningkatkan komitmen perusahaan yang berkelanjutan. Dengan diterapkannya acuan tersebut oleh pihak ketiga dan operasi perusahaan di seluruh dunia, para produsen penandatangan ikrar dipandang telah membuat pembelajaran terbaik dalam industri minyak kelapa sawit.
Bagi AS, produksi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan merupakan isu lingkungan yang menantang namun penting. Salah satu faktor utama untuk memperbaiki produksi adalah dengan mengurangi deforestasi secara signifikan. (ren)