KJRI Minta WNI Tidak Ikut Unjuk Rasa di Hong Kong

demo tuntut demokrasi penuh di hong kong
Sumber :
  • REUTERS/Tyrone Siu
VIVAnews - Konsulat Jenderal RI di Hong Kong meminta seluruh warga Indonesia yang bermukim di sana agar tidak terlibat dalam unjuk rasa besar-besaran di kota administratif itu. Oleh sebab itu, mereka menghimbau kepada seluruh WNI agar menghindari daerah pusat konsentrasi massa, terutama di Distrik Admiralty, Causeway Bay dan Mong Kok. 
Bikin Istri dan Pacar Senang, Ini Pilihan Mobil Baru Buat Gaji UMR

Demikian isi siaran pers yang diterima VIVAnews dari KJRI Hong Kong pada Selasa, 30 September 2014. 
Film Keajaiban Air Mata Wanita Sajikan Keajaban dan Kehangatan

"Maka kami mengimbau WNI untuk menaati aturan dan tidak terlibat dalam isu domestik Hong Kong dan Republik Rakyat China," tulis KJRI dalam siaran pers mereka. 
Jaga Kaki Tetap Sehat, Ini 5 Tips Pilih Sandal yang Nyaman

Himbauan dari KJRI sesuai dengan peringatan yang disampaikan oleh Pemerintah China. Dilansir BBC edisi Senin, 29 September 2014 Negeri Tirai Bambu memperingatkan agar negara lain tidak mendukung unjuk rasa ilegal tersebut. 

Massa Tetap Bertahan

Peringatan yang disampaikan oleh China disampaikan usai Pemerintah Inggris pada Senin kemarin menyerukan agar Pemerintah Hong Kong melindungi hak untuk berunjuk rasa. Hak itu, ungkap Inggris sesuai dengan aturan yang ada di dalam hukum. 

Gedung Putih pun tidak mau ketinggalan berkomentar. Melalui juru bicara Josh Earnest, Amerika Serikat menyerukan kepada otoritas Hong Kong untuk menahan diri dalam menghadapi para demonstran. 

"AS mendukung hak pilih universal di Hong Kong sesuai dengan Undang-Undang Dasar dan kami mendukung aspirasi rakyat Hong Kong," ungkap Earnest. 

Hingga malam tadi, puluhan ribu pengunjuk rasa yang terdiri dari pelajar dan anggota gerakan sipil Occupy Central masih tetap bertahan dan menduduki area di tengah kota Hong Kong. Mereka memblokir jalan-jalan utara di seberang teluk di Mongkok di Semenanjung Kowloon. Sementara massa dalam jumlah besar lainnya menyebabkan distrik pusat perbelanjaan di Hong Kong menjadi lumpuh. 

Sekolah-sekolah di Distrik Wan Chai, pusat dan barat juga ditutup sejak kemarin. 

Massa bahkan memperingatkan akan ada gerakan unjuk rasa yang lebih besar pada Rabu esok bersamaan dengan perayaan hari Nasional ke-69 China. Mereka kemudian menyerukan agar pemimpin kota administratif Hong Kong, CY Leung untuk mundur. 

Menurut massa, hanya dengan cara seperti ini memungkinkan bagi mereka untuk meluncurkan kembali proses reformasi politik dan menciptakan sebuah ruang agar krisis dapat diatasi. 

Sementara itu, media di China menyalahkan kekuatan opisisi yang radikal sehingga menyebabkan terjadinya unjuk rasa tersebut. Aksi demonstrasi itu dipicu karena kemarahan warga Hong Kong yang merasa haknya dibatasi dalam pemilihan kepala administrasi Hong Kong pada tahun 2017 mendatang.

Unjuk rasa yang semula berlangsung tertib dan damai akhirnya menjadi ricuh karena polisi mulai menembakkan gas air mata. Asisten Komisi Polisi, Cheung Tak-keung, bersikeras kendati polisi menggunakan gas air mata, mereka hanya mengerahkan kekuatan paling minim yang dimiliki. 

Kendati begitu, nyatanya jumlah korban luka tetap tinggi yakni 41 orang warga sipil dan 12 petugas polisi. (one)



 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya