Bertahan, Pengunjuk Rasa di Hong Kong Siapkan Perbekalan

Pemrotes memblokir sebuah jalan dekat kantor pemerintah Hong Kong, 30 September.
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria

VIVAnews - Puluhan ribu demonstran pro-demokrasi Hong Kong tetap bertahan di jalan, Selasa, 30 September, mengumpulkan perbekalan serta membangun barikade.

Badai Nida Hantam Hong Kong dengan Kecepatan 100 Km/Jam

Para pengunjuk rasa bersiap menghadapi polisi, yang dikhawatirkan bakal bertindak lebih keras untuk membubarkan aksi protes jelang peringatan hari kemerdekaan China, Rabu, 1 Oktober.

Polisi menyemprotkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa, Minggu, 28 September. Pada Senin, 29 September, polisi ditarik mundur untuk mengurangi ketegangan.

Kota-kota Tujuan Wisata Terpopuler 2015, RI Urutan Berapa ?

Kantor berita Reuters menulis, rumor menyebar cepat diantara kerumunan pemrotes yang bermalam di jalan bahwa polisi bersiap membubarkan mereka, Selasa malam.

"Banyak orang-orang penting akan datang dari China ke Hong Kong. Pemerintah Hong Kong tidak mau mereka melihat ini (unjuk rasa) jadi polisi harus melakukan sesuatu," kata mahasiswa Universitas Hong Kong berusia 18 tahun, Sui-ying Cheng.

Ini Kota Termahal di Asia

"Kami tidak takut. Kami akan tetap di sini. Malam ini adalah yang paling penting," kata Cheng. Para pemrotes, yang sebagian besar adalah pelajar, turun ke jalan sebagai reaksi atas keputusan Beijing soal pemilihan Kepala Eksekutif 2017.

Pada 31 Agustus, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPCSC), menetapkan Hong Kong dapat menggelar pemilihan langsung dengan kandidat yang disetujui Beijing.

Pengunjuk rasa berkumpul pada setidaknya empat area tersibuk di Hong Kong. Distrik bisnis Central, distrik pemerintah Admiralty, area perbelanjaan paling sibuk Causeway Bay dan distrik padat penduduk Mong Kok di Kowloon.

Alex Chow, pemimpin Federasi Pelajar, mengatakan sedikitnya 80.000 orang bergabung dalam aksi protes yang dimulai sejak Jumat, 26 September.

"Saya harus menegaskan bahwa apa yang terjadi sekarang tidak dapat dikaitkan dengan pelajar atau Occupy Central. Ini telah menjadi sebuah gerakan sipil," kata Chow.

Pemrotes membangun pusat perbekalan dengan mengumpulkan air kemasan, buah, biskuit, jas hujan sekali pakai, handuk, kacamata, masker wajah serta tenda, memperlihatkan tekad mereka untuk menggelar aksi protes dalam waktu yang panjang.

Sejumlah palang barikade dari besi disiapkan pemrotes di sekitar mereka, ditambah sejumlah kendaraan yang diparkir berjajar untuk memblokade jalan.

Para pemimpin Partai Komunis China khawatir, gerakan demokrasi di Hong Kong dapat menyebar ke China daratan. Sensor secara agresif dilakukan atas berita dan komentar-komentar terkait demonstrasi Hong Kong di surat kabar dan media sosial.

Aksi protes di Hong Kong menjadi tantangan yang sulit bagi Partai Komunis. Reaksi yang terlalu keras akan mengguncang kepercayaan di Hong Kong, sementara pendekatan yang lunak akan mendorong gerakan serupa di China.

Sikap Beijing

Komunitas dunia saat ini memperhatikan dan menunggu perkembangan yang terjadi di Hong Kong, khawatir jika bentrok akan memicu reaksi lebih keras dari China.

Sebelumnya juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, mengatakan Beijing tegas menentang negara mana pun yang berusaha mendukung aktivitas ilegal seperti Occupy Central.

Amerika Serikat (AS) juga terlihat hati-hati dalam menanggapi aksi protes Hong Kong. "AS mendesak otoritas Hong Kong untuk menahan diri dan pemrotes akan menyampaikan pandangan secara damai," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.

Sementara organisasi Human Rights Watch (HRW) menyampaikan keprihatinan atas penggunaan kekuatan oleh polisi, meminta pemerintah Hong Kong agar memperlihatkan toleransi bagi aksi protes damai.

Pemerintah China diyakini akan menghindari komentar secara langsung menanggapi aksi protes. Namun sikap Beijing dapat dilihat dari isi berita dan tajuk rencana media massa yang dikontrol ketat pemerintah.

Editorial surat kabar China Global Times, Selasa, mengatakan pemerintah tidak akan merubah kebijakan hanya karena kekacauan yang diciptakan para pembangkang.

"Tanpa merubah keputusan, pusat dan pemerintah Hong Kong dapat menerapkan kelonggaran dalam batas tertentu dalam menangani penutupan kawasan keuangan Hong Kong. Memberi waktu bagi warga setempat untuk menyadari hal buruk yang dilakukan oleh tindakan ilegal pemrotes," tulis Global Times.

Aksi protes diprediksi akan meningkat, Rabu, dengan warga Macau yang juga merupakan wilayah administrasi khusus seperti Hong Kong, dikabarkan juga berencana menggelar aksi protes.

"Mungkin polisi merencanakan operasi yang lebih besar, jadi mereka butuh istirahat dan persiapan," kata Stanley Fong, agen properti berusia 22 tahun, menanggapi penarikan mundur polisi, Senin malam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya