Di Video Ketiga, ISIS Sebut Serangan Udara AS Sia-sia

Jurnalis Inggris, John Cantlie, dalam video propaganda ISIS
Sumber :
  • REUTERS/SITE Intel Group via Reuters TV
VIVAnews - Jurnalis Inggris yang disekap oleh kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS), John Cantlie, merilis video ketiga. Dalam video propaganda yang direncanakan kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu, dia mengkritisi kebijakan serangan udara yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. 
4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Laman Dailymail edisi Selasa, 30 September 2014 melansir pernyataan ISIS yang dibacakan oleh Cantlie dan menyebut kebijakan Obama melawan ISIS bisa ditebak dengan mudah. Dia mengatakan untuk bisa melatih militer Irak membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Selain itu, ISIS menilai kelompok pemberontak moderat--Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) yang didukung AS--adalah kelompok yang tidak disiplin dan korup. Sehingga, kelompok ini dinilai tidak efektif digunakan sebagai alat untuk membasmi ISIS.

Yang lebih lucu lagi, ujar Cantlie, kebijakan AS untuk memberikan senjata kepada FSA justru malah akan merugikan mereka sendiri. Sebab, kebanyakan senjata yang diperoleh kelompok pemberontak dari negara-negara barat dijual di pasar gelap dan berakhir di tangan anggota ISIS. 

"Yang kalian butuhkan adalah pasukan yang disiplin dan sulit untuk dibayangkan pasukan campuran semacam ini, dengan kemampuan standar, bisa dibentuk menjadi infantri yang luar biasa," kata Cantlie. 

Melalui Cantlie, ISIS kembali mengkritik kebijakan Obama untuk berperang. Menurut mereka, dengan membuka konflik baru, justru tidak akan menciptakan sebuah tempat yang lebih aman bagi negara-negara barat. 

"Jika kenyataan seperti ini tidak berbeda seperti dua perang arogan sebelumnya. Lalu, kenapa tiba-tiba perang kali ini akan berbeda?" kata Cantlie. 

ISIS pun turut mengklarifikasi, bahwa mereka tidak menyerang orang-orang yang tidak bersalah. Mereka membantah telah membunuh kaum Kristiani dan perempuan serta anak-anak Yazidi di Mosul dan Sinjar. 

Mereka pun menepis pernyataan AS yang menyebut ISIS telah membunuh sesama kaum Muslim. ISIS berpendapat yang mereka bunuh adalah kaum Syiah yang dianggap lebih buruk dari warga AS. Di mata ISIS, kaum Syiah adalah kelompok orang murtad yang mengaku-ngaku sebagai Muslim. 

Padahal, ujar Cantalie, mereka menyembah orang mati. ISIS juga mengaku kecewa ketika mengetahui pidato Obama di malam perayaan 11 September lalu. AS, kata Cantlie, selalu menggambarkan diri mereka sebagai orang baik dan selalu bertugas untuk menyelamatkan dunia seorang diri. 

Bukan video terakhir

Dalam video ini, situasi lokasi pengambilan gambar serupa dengan dua video lainnya. Cantlie dengan kepala plontos mengenakan baju berwarna orange layaknya tahanan di kamp Guantanamo, Kuba. 

Lokasi pengambilan gambar dilakukan di sebuah ruang gelap. Sementara tangannya diletakkan di atas meja kayu yang terlihat di dua video sebelumnya. Jika diperhatikan, panjang jenggot dan rambut Cantlie di video ketiga terlihat hampir sama panjangnya seperti di video kedua. 

Menurut analisa Dailymail, itu menandakan tidak ada perbedaan waktu yang jauh ketika pengambilan gambar video ketiga dan kedua dilakukan. Bahkan, menimbulkan kecurigaan dua video itu direkam di hari yang sama. 

Dalam video tersebut, Cantlie secara khusus merujuk kepada pidato Obama untuk peringatan 11 September dan bukan langkah AS atau Inggris di Teluk akhir-akhir ini. 

Sebelumnya, kantor Kementerian Luar Negeri Inggris, mengaku telah mengetahui adanya video tersebut dan tengah menganalisis isi rekaman berdurasi lima menit itu. 

Dalam yang dipublikasikan tanggal 23 September, Cantlie memperingatkan serangan ISIS akan menciptakan Vietnam baru bagi AS dan Inggris. Saat itu, dia memperingatkan Obama malah akan terhisap ke dalam sebuah konflik yang tidak mungkin dimenangkan. 

Sementara di video pertama yang diberi judul, Cantlie mengkritik Pemerintah Inggris yang mengabaikan nasibnya. Dia telah diculik oleh ISIS sejak tahun 2012 silam. Sebab, Pemerintah Inggris memiliki kebijakan untuk tidak bernegosiasi terhadap kelompok teroris. 

Di bagian akhir video ketiga, Cantlie menyebut akan ada video selanjutnya untuk menjelaskan program ISIS. (ita)

Sidang Lanjutan sengketa perselisihan hasil Pilpres 2024 di MK

Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Kubu 01 dan 03 meminta izin ke MK agar bisa menghadirkan sejumlah menteri dalam persidangan sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024