Akademisi Pro-demokrasi Hong Kong Diintimidasi

Polisi Hongkong Bubarkan dan Menangkap Demonstrasi di Mong Kok
Sumber :
  • REUTERS/Tyrone Siu

VIVAnews - Sejumlah akademisi pro-demokrasi Hong Kong mengaku menjadi sasaran intimidasi, serta ancaman pembunuhan.

Kota-kota Tujuan Wisata Terpopuler 2015, RI Urutan Berapa ?

Chan Kin-man, profesor sosiologi Universitas China, yang ikut berada di garis depan dalam aksi protes, seperti dilaporkan Reuters, Selasa 30 September, mengaku mendapat kiriman amplop berisi ancaman pembunuhan.

"Saya mengerti bahwa saat bergabung dengan gerakan ini, mereka akan menyerang dan memperlakukan saya sebagai seorang musuh," kata Chan, yang juga merupakan salah satu pendiri kelompok aktivis pro-demokrasi Occupy Central.

Profesor hukum Universitas Hong Kong, Benny Tai juga mengaku mendapat ancaman pembunuhan, dengan beberapa surat ancaman disertai dengan pisau silet.

Lima akademisi lain mengatakan senada pada Reuters, bahwa mereka menerima intimidasi karena turut mendukung aksi protes. Tidak jelas, siapa di balik intimidasi dan ancaman.

Benny Tai mengatakan tidak yakin Beijing berada di balik intimidasi. "Untuk Beijing, saya kira penting bagi mereka untuk melindungi saya. Jika ada masalah dengan saya, dugaan akan tertuju pada Beijing," katanya.

Tai mengatakan, ada beberapa aktivis yang secara tiba-tiba meninggalkan gerakan, yang ia yakini akibat adanya intimidasi terkait dengan hubungan bisnis mereka dengan China daratan.

"Kita tahu hal semacam itu terjadi," ujar Tai. Profesor ilmu politik Universitas Hong Kong, Joseph Cheng, juga mengaku menjadi sasaran intimidasi.

Surat kabar pro-Beijing, Wen Wei Po, menuduhnya melakukan plagiarisme dan tidak melaporkan pendapatan tambahan. Tuduhan yang telah dibantah Cheng. Namun, pihak universitas tempatnya bekerja mengatakan tengah menyelidikinya terkait tuduhan.

Cheng mengatakan komputernya diretas dan aksesnya ke pusat data, serta hubungan dengan akademisi di daratan telah diputus. Dia juga dipersulit mencari dana riset.

Kelompok pro-Beijing menambah intimidasi, dengan menyerang perkuliahan Cheng. Mendesak badan anti korupsi untuk menyelidiki Cheng, serta melecehkan Cheng dan istrinya di rumah mereka.

"Siapa pun yang berani berbicara, mereka sungguh dapat menghancurkan Anda. Mereka bisa menerapkan tekanan lebih besar terhadap Anda," kata Cheng. Sementara itu, di Macau, dua akademisi dipecat karena menyampaikan pandangan politik mereka yang dinilai bertentangan dengan Beijing. (asp)

Badai Nida di Hong Kong

Badai Nida Hantam Hong Kong dengan Kecepatan 100 Km/Jam

Ratusan penerbangan dibatalkan. Transportasi publik ditiadakan.

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2016