Pelindo Jajaki Pembentukan Sister Port dengan Pelabuhan Australia

pembangunan Terminal Peti Kemas Kalibaru, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
Sumber :
  • Antara/ Hermanus Prihatna
VIVAnews - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II berencana menjajaki kerjasama sister port dengan Pelabuhan di kota Townsville, Australia. Dengan adanya kerjasama itu, maka akan lebih mempermudah kegiatan ekspor dan impor Indonesia ke luar negeri. 
Lika Liku Kehidupan Soesalit Djojoadhiningrat, Pasca Ibunda RA Kartini Meninggal Dunia

Demikian ungkap Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, yang dihubungi VIVAnews pada Selasa, 30 September 2014. Menurut Nadjib, kemungkinan penjajakan itu disampaikan ketika digelar forum bisnis bertema "Potensi Bisnis Indonesia di Hadapan Anda" yang berlangsung pada pekan lalu di Hotel Crown Plaza, Canberra, Australia.
Video Honda HR-V Parkir di Jalan Sempit, Bikin Macet dan Sulit Dilewati

"Nantinya, Pelabuhan Kalibaru atau New Priok akan merujuk kepada pelabuhan Townsville, karena pelabuhan di sana sudah lebih teroganisir dan maju," kata Nadjib. 
BNI Dukung Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia

Sementara dalam siaran pers yang diterima VIVAnews dari KBRI Canberra, kedua perusahaan sepakat untuk menekan kesepakatan tersebut dalam sebuah nota kesepahaman dalam waktu dekat. Namun, Nadjib enggan membeberkan kapan tepatnya kesepakatan itu akan ditekan. 

Kerjasama itu, tulis KBRI Canberra, akan didahului dengan kegiatan saling kunjung antara pimpinan kedua perusahaan. 

"Kerjasama sister port akan mempererat hubungan ekonomi antara Indonesia dengan Australia," tulis KBRI Canberra dalam siaran persnya. 

Pemaparan mengenai kerjasama di bidang transportasi laut dan pengembangan pariwisata Australia disampaikan perwakilan Pelabuhan Towsnville, Claudia-Brumme Smith. Townsville, ungkap Smith, merupakan kota terbesar di Australia bagian utara dan merupakan pintu gerbang bagi industri pertambangan, pertanian dan peternakan utama Australia. 

"Townsville juga diprediksi akan menjadi kota dengan perkembangan paling pesat di Australia dalam 50 tahun ke depan," imbuh Smith. 

Pelabuhan di sana memiliki sejarah perdagangan yang kuat dengan Indonesia.

"Bahkan, 11,4 persen dari perdagangan kami adalah pelabuhan Indonesia, terutama untuk impor mineral dan ekspor pertanian. Diharapkan, dengan semakin meningkatnya perdagangan kedua negara, kerja sama antar pelabuhan bisa ditingkatkan," kata dia. 

Hasil penting lainnya dari forum bisnis itu yakni kerjasama pendidikan yang ditawarkan oleh Universitas Nasional Australia (ANU), bagi warga di Sulawesi Tenggara. Tawaran itu disambut antusias oleh Pemerintah Provinsi Sultra yang ikut hadir dalam forum itu. 

Antusiasme yang besar juga ditunjukkan oleh para pengusaha Negeri Kanguru terhadap BNI. Mereka berharap, agar bank dari Indonesia membuka cabang di Australia. Dengan begitu, dapat menujukkan kuatnya ekonomi Indonesia sehingga rasa saling percaya kedua negara, khususnya di bidang ekonomi bisa terjalin. 

Pencapaian penting lainnya yakni, munculnya harapan dari Australia dan Indonesia supaya forum bisnis semacam ini bisa digelar secara rutin dan dalam skala yang lebih besar. Bahkan, pihak Pusat Australia Indonesia (AIC) bersedia untuk mengundang lebih banyak peserta dari Negeri Kanguru untuk hadir. 

Dengan adanya keterlibatan kedua pihak, maka bisa mempercepat peningkatan volume perdagangan, nilai investasi. Akhirnya, hubungan kedua negara bisa semakin erat secara keseluruhan. 

KBRI Canberra mengklaim ini merupakan terobosan baru, karena baru kali pertama acara tersebut bisa menghadirkan secara langsung para pengambil keputusan dari berbagai daerah di Indoensia. Mereka kemudian berdiskusi dengan para pengusaha dari Australia. 

Melalui forum ini, Australia dapat langsung mengetahui bagaimana aturan teknis di lapangan, peluang usaha dan investasi yang ada di lapangan serta kontak untuk memulai kerjasama. 

Forum bisnis merupakan bagian dari kegiatan Indonesia Fair 2014 yang berlangsung pada 26-28 September 2014. Kegiatan itu menghadirkan beberapa BUMN, 12 pemerintah daerah dan sejumlah UKM Indonesia. Total delegasi dari Indonesia mencapai lebih dari 150 orang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya