Turki Bersiap Serang ISIS di Perbatasan

Tank-tank Turki siaga di perbatasan dengan Suriah
Sumber :
  • REUTERS/Murad Sezer

VIVAnews - Turki diyakini akan mendapat persetujuan dari parlemen untuk menggelar operasi lintas perbatasan di Suriah dan Irak, pekan ini, setelah militan ISIS mulai terlihat mengancam wilayah mereka.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Tank dan kendaraan baja telah disiagakan dekat perbatasan dengan kota Kobani di Suriah, Selasa, 30 September, setelah artileri yang semakin intensif ditembakkan oleh militan ISIS sebagian jatuh di wilayah Turki.

Semakin mendekatnya militan ISIS hingga masuk jarak pandang militer Turki di perbatasan, menjadi peringatan yang menekan Ankara untuk mengambil posisi lebih tegas terhadap ISIS, setelah sebelumnya menolak terlibat dalam koalisi melawan ISIS yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

Kantor berita Reuters menyebut Turki khawatir tindakan militer terhadap ISIS akan memperkuat posisi Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang selama ini ingin dijatuhkan oleh Turki.

Turki juga khawatir jika militan Kurdi Suriah beraliansi dengan Kurdi di Turki, yang selama tiga dekade berjuang untuk mendapatkan otonomi lebih luas dari pemerintah Turki.

Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai

Parlemen Turki akan membuat keputusan, Kamis, 2 Oktober, atas proposal yang diajukan pemerintah tentang rencana militer di Irak dan Suriah, memperluas mandat yang sebelumnya memberikan persetujuan bagi militer Turki untuk menyerang militan Kurdi di utara Irak dan pasukan pemerintah Suriah.

Surat kabar pro-pemerintah Turki, Sabah, dalam laporannya menyebut dua brigade militer yang terdiri dari 10.000 pasukan telah disiagakan di perbatasan, didukung dengan helikopter serta pesawat tempur yang siap bila diperlukan.

Sejumlah pejabat senior Turki, mengindikasikan bahwa Turki akan berusaha mempertahankan perbatasan tapi tidak secara aktif melakukan intervensi di Suriah atau Irak. Resistensi Turki terhadap pemerintahan Assad dan suku Kurdi menjadi alasan utama.

Turki tidak menginginkan kuatnya Kurdi di Irak, Suriah dan Turki, yang dikhawatirkan dapat menyisakan persoalan bagi Turki di masa depan. "Pertama kami harus menjamin keamanan perbatasan kami," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang juga menuntut diberlakukannya zona larangan terbang di Suriah.

"Apa yang penting bagi Turki adalah negara seperti AS membuat kebijakan yang komprehensif untuk Irak dan Suriah," kata seorang pejabat senior Turki, yang dikutip Reuters.

Washington menginginkan Turki, anggota NATO dengan kekuatan militer terbesar kedua setelah AS, agar memainkan peran lebih besar dalam menghadapi militan ISIS. Tapi AS tidak melihat digulingkannya pemerintahan Assad sebagai bagian dari strategi.

Sebaliknya Turki lebih menginginkan jatuhnya Assad. "Turki memiliki kebijakan soal Suriah dan masih berlanjut. Perginya Assad, pengakuan bagi kelompok oposisi. Setiap tindakan harus memiliki logika politik," kata pejabat senior Turki. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya