Misteri Kesehatan Kim Jong Un Picu Rumor Kudeta

Pemimpin Korut Kim Jong Un saat berkunjung ke Taesongsan, Mei 2014.
Sumber :
  • REUTERS/KCNA

VIVAnews - Misteri tentang kabar kesehatan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, yang hampir sebulan menghilang dari publik, memicu rumor mulai dari stroke hingga kemungkinan kudeta.

Respons 'Miring' Ambisi Korea Utara Kirim Bendera ke Bulan

Demikian laporan dari media Korea Selatan (Korsel) Chosun Ilbo yang dikutip Washington Post, Selasa, 30 September 2014. Disebut bahwa kabar paling meyakinkan, Kim menjalani operasi tumit di Pyongyang, pertengahan September lalu.

"Saya dengar bahwa Kim Jong Un mengalami luka pada tumit kanannya, Juni, setelah memaksakan kunjungan ke sejumlah tempat," kata seorang sumber yang dikutip Chosun Ilbo.

Korea Utara Berambisi Tancapkan Bendera di Bulan

Operasi disebut di Klinik Bonghwa, rumah sakit eksklusif bagi para petinggi Korut. Namun kabar tentang Korut dapat menyebar seperti api dan selalu sulit untuk diverifikasi, termasuk tentang kemungkinan kudeta.

Kim Jong Un yang merupakan generasi ketiga pemimpin Korut--setelah mewariskan kekuasaan dari ayahnya Kim Jong Il, pada Desember 2011-- menghilang dari liputan publik sejak 3 September lalu.

Korut Retas Surat Elektronik Petinggi Korea Selatan

Televisi pemerintah Korut memberi konfirmasi tentang "menghilangnya" Kim, yang disebut karena gangguan kesehatan. Weibo, sosial media ala Twitter versi China, pekan ini diramaikan dengan munculnya isu kudeta.

Merebaknya rumor kudeta di Korut bahkan membuat surat kabar China, Global Times, membuat kolom khusus, Senin, 29 September, dengan judul "Bagi Mereka yang Membuat Rumor Kudeta Korut, Apakah Itu Lucu?"

Ditegaskan oleh Global Times, bahwa sikap China terhadap Korut belum berubah. Selama ini China merupakan sekutu terdekat Korut, sekalipun hubungan Kim Jong Un setelah China di bawah kekuasaan Presiden Xi Jin Ping tidak terlihat erat.

Di Washington, pejabat AS mengatakan tidak memiliki informasi terbaru tentang pemimpin Korut. Juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki, menyebut pernah melihat beberapa laporan namun tidak dapat dikonfirmasi.

Eksekusi Jang

Kabar tentang kemungkinan kudeta di Korut, menguat terutama sejak eksekusi terhadap Jang Song Thaek dan seluruh anggota keluarganya. Jang merupakan paman Kim Jong Un dan sebelumnya merupakan pejabat berkuasa kedua.

Kabar eksekusi Jang dengan tuduhan pembangkangan muncul secara tiba-tiba, memicu berbagai praduga dari pengamat tentang apa yang akan terjadi selanjutnya di Korut.

Awal 2014, seorang koki Jepang yang pernah bertugas melayani para pejabat Pyongyang, mengatakan Kim Jong Un mendapat tantangan besar untuk mempertahankan kekuasaannya.

Kenji Fujimoto bekerja untuk Kim Jong Il antara 1989-2001 sebagai koki sushi pribadi. Fujimoto berkunjung ke Pyongyang pada musim panas 2012 atas undangan Kim Jong Un, menggambarkan kedekatannya dengan pemimpin Korut itu.

Fujimoto menyebut kemungkinan untuk kudeta sangat besar oleh militer. Namun dia membantah itu terkait dengan Jang. Walau dieksekusi dengan tuduhan pembangkangan, kata Fujimoto, sebenarnya kesalahan Jang terkait dengan urusan wanita penghibur.

Dijelaskan Fujimoto, Korut memiliki Kippumjo atau brigade penghibur, yang terdiri dari para wanita muda yang bertugas menghibur para petinggi Korut dengan tarian dan nyanyian.

Saat Kim Jong Il berkuasa, Jang Song Thaek yang bertugas melakukan seleksi. "Ada lebih dari 100 perempuan muda yang akan diseleksi menjadi 10 orang dan Jang akan mengatakan pada mereka jika ingin berhasil sebagai penyanyi atau penari, bermalamlah dengannya," kata Fujimoto.

Kim Jong Un tidak suka berhubungan dengan wanita berbeda-beda. Kakeknya, Kim Il Sung melakukan itu. Ayahnya juga punya sejarah dengan banyak wanita. Oleh karena itu dia ingin membuktikan bahwa dia berbeda, dan ingin menghapus praktik itu.

Tapi eksekusi terhadap Jang berarti hilangnya pendukung utama keluarga Kim. "Jadi tentu, sekarang Kim Jong Un sendiri," kata Fujimoto. Hal itu yang membuka peluang adanya kudeta dari militer Korut.

Laman telegraph, dalam laporannya menyebut seorang intelijen Korut yang membelot mengungkap adanya usaha pembunuhan terhadap Kim Jong Il, serta upaya dari sebuah unit militer untuk menyerang Pyongyang dengan rudal.

Intelijen yang tidak disebut namanya itu, mengatakan paling tidak ada dua upaya kudeta yang dilakukan Tentara Rakyat Korea.

Pada Juli, Chosun Ilbo, membuat laporan tentang pertempuran kecil antara tentara Korut dengan mantan panglima militer Ri Yong-ho. Menurut Chosun Ilbo, tentara yang dipimpin wakil panglima militer Choe Ryong Hae, berusaha menangkap Ri setelah diturunkan dari jabatannya.

Pengawal Ri kemudian memulai tembakan yang memicu pertempuran, mengakibatkan 20-30 orang tentara tewas. Ri disebut merencanakan kudeta, walau tuduhan itu tidak dapat dikonfirmasi.

Terkait dengan misteri kesehatan Kim Jong Un pekan ini, sebuah foto yang beredar di internet memperlihatkan Kim ditangkap dan dibawa ke tahanan oleh dua orang tentara. Pengamat menduga foto tersebut palsu, tapi seperti kabar lain tentang Korut, sulit untuk melakukan konfirmasi kebenarannya. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya