2-10-1944: Nazi Tumpas Perlawanan Pejuang Polandia

Pasukan Nazi Jerman memasuki Polandia.
Sumber :
  • Bundesarchiv, Bild 146-2005-0034 / Seidel / CC-BY-SA

VIVAnews - Pada 70 tahun lalu, para pejuang Polandia menyerah setelah berbulan-bulan secara gigih melawan pasukan penjajah Nazi-Jerman di Ibukota Warsawa. Selain kalah jumlah personel dan persenjataan canggih, mereka juga tidak kuasa menahan strategi brutal Nazi dalam memberantas perlawanan itu. 

Menurut The History Channel, dua bulan sebelum menyerah, para pejuang Polandia percaya diri untuk mulai melawan Nazi-Jerman, yang selama bertahun-tahun membantai banyak kaum Yahudi di negara itu. Para pejuang memanfaatkan manuver pasukan Uni Soviet, yang telah memasuki Polandia dan mendekati Warsawa. 

Mereka pikir Soviet akan membantu perlawanan setelah sukses mengusir bala tentara Adolf Hitler dari Negeri Beruang Merah. Itulah sebabnya para pejuang Polandia percaya diri membuka serangan atas posisi pasukan Jerman mulai 1 Agustus 1944 dan mengajak mereka bertempur dari gedung ke gedung. 

Namun, milisi yang dipimpin Jenderal Tadeusz "Bor" Komorowski itu, belakangan, salah perhitungan. Pasukan Soviet tidak juga membantu mereka walau sudah membuat markas di pinggir Warsawa. 

Selain itu, milisi perlawanan juga mendapat dukungan yang minim dari pemerintahan pengasingan di London. Inggris berupaya membantu, namun Soviet tidak mengizinkan Inggris menggunakan pangkalan udara mereka untuk memasok bantuan logistik dan senjata bagi Polandia. 

Tidak heran, dengan persenjataan dan kemampuan personel yang lebih baik, Nazi Jerman mampu melibas milisi perlawanan Polandia. Jerman saat itu memerintahkan "sapu bersih," artinya warga Polandia pun patut dihabisi. Para perempuan Polandia ditangkap dan dijadikan "perisai hidup" di sekeliling tank-tank Jerman.  

Di pihak Polandia, sekitar 15.000 tentara tewas atau hilang, 5.000 terluka, dan 200.000 warga sipil terbunuh setelah 63 hari bertempur. Jerman hanya kehilangan 16.000 nyawa tentaranya dan 9.000 terluka.  

Di akhir perlawanan itu, Nazi mendeportasi penduduk Warsawa dari wilayah mereka sendiri. Kota Warsawa pun dihancurkan. Situasi itulah yang belakangan dimanfaatkan Soviet. Di akhir Perang Dunia Kedua, yang ditandai dengan tunduknya Nazi, rezim Josef Stalin dari Moskow berhasil menanamkan kekuasaan di Warsawa tanpa perlawanan berarti. 

Pelatih Timnas Brasil Peringatkan Real Madrid soal Endrick

 

Penyakit Demam Berdarah di Jakarta dikatakan meningkat sejak memasuki tahun 2024.

Waspada! Demam Berdarah Mengganas, Jakarta Jadi Episentrum dengan 35 Ribu Kasus

Angka kasus demam berdarah di Indonesia kembali meningkat. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan hingga Kamis sore 28 Maret 2024 tercatat sudah ada 390 kematian

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024