Bayi Ini Lahir Dari Rahim Palsu

Bayi baru lahir.
Sumber :
  • inmagine
VIVAnews
17 Atlet Indonesia Pastikan Tiket ke Olimpiade 2024, Berikut Daftarnya
- Seorang bayi laki-laki baru saja lahir pada akhir September 2014 di Gothenberg, Swedia. Sekilas bayi ini tampak normal seperti bayi lainnya. Tetapi ada yang istimewa darinya, dia adalah bayi pertama di dunia yang terlahir dari rahim "palsu" ibunya.

Bertemu Megawati, Ganjar Tegaskan Putusan PHPU Momentum Kembalikan Marwah MK

Seperti dilansir Daily Mail, Minggu 5 Oktober 2014, bayi itu lahir melalui proses cesar. Ibunya yang berusia 36 tahun, melakukan transplantasi rahim setelah putus asa menunggu untuk memiliki seorang anak. Menurut dokter yang memimpin proyek "rahim palsu" ini, Profesor Mats Brannstrom dari Gothenburg University, mengatakan bayi itu lahir dalam keadaan sehat.
Pemerintah Tangerang Ingatkan Warga Tak Bawa Saudara saat Balik Mudik Lebaran


"Bayi itu menjerit segera setelah dilahirkan dan tidak diperlukan perawatan selain pengamatan klinis normal pada unit neonatal," ujar Brannstrom.


Sementara, seorang ahli bedah di Gothenburg University, Liza Johannesson, yang hadir pada saat kelahiran anak itu, mengatakan bahwa ini seperti mendapat anak sendiri.


Ibu yang dirahasikan identitasnya ini melakukan transplantasi rahim karena menderita sindrom Mayer Rokitansky Küster Hauser (MRKH). Penyakit langka itu mengakibatkan uterus atau rahim tidak mampu berkembang secara normal. Kelainan sejak lahir ini mengakibatkan dia tidak bisa mempertahankan kehamilan. Kendati kerap keguguran, diketahui ovarium wanita tersebut dalam keadaan sehat dan berfungsi normal.


Menurut Jurnal Ilmiah The Lancet, transplantasi rahim itu didapatkannya dari seorang wanita berusia 61 tahun dan sudah mengalami monopuse. Meski menggunakan transplantasi rahim, tetapi telur yang sehat itu bisa digunakan agar bayi yang dia lahirkan berasal dari gen si ibu.


Profesor Brannstrom, telah menghabiskan lebih dari satu dekade untuk menyempurnakan teknik ginekologi kompleks seperti ini.


"Ini memberi kita bukti ilmiah bahwa konsep transplantasi rahim dapat digunakan untuk mengobati infertilitas faktor uterus pada wanita," ujar dia.


Ibunya, berencana menjaga rahim barunya itu untuk mempersiapkan anak yang kedua. Meski demikian, rahim donor itu tak bisa seterusnya berada di perut wanita itu.


Rupanya ibu beruntung itu, adalah satu dari sembilan perempuan yang melakukan proyek transplantasi rahim. Transplantasi rahim pertama di dunia berada di Arab Saudi pada tahun 2000 tapi tubuh wanita menolak organ setelah empat bulan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya