Pasukan India dan Pakistan Bertempur di Perbatasan

Pagar perbatasan Pakistan-India di wilayah sengketa Kashmir.
Sumber :
  • REUTERS/Mukesh Gupta

VIVAnews - Pertempuran sengit terjadi di wilayah Kashmir, yang menjadi sengketa antara India dan Pakistan, Senin 6 Oktober 2014, menewaskan sedikitnya lima warga sipil India dan 25 lainnya terluka.

Selfie di Depan Singa, Denda Rp3 Juta

Kantor berita Reuters menulis, masalah perbatasan di Kashmir telah menjadi penyebab ketegangan, sejak kemerdekaan Pakistan pada 1947. Setidaknya, terjadi tiga kali perang dan hampir terjadi yang keempat pada 2001.

Bentrokan antara pasukan kedua negara beberapa kali terjadi di sepanjang perbatasan de facto di Kashmir. Insiden Senin, terjadi setelah pasukan Pakistan menembakan artileri ke desa Arnia, tiga kilometer dari perbatasan, dan menewaskan warga sipil.

Belum Bayar Utang Rp30 Ribu, Suami Istri Dibunuh

Pemimpin pasukan India di perbatasan, Irjen Rakesh Kumar mengatakan serangan terjadi saat warga merayakan Idul Adha. Namun tidak ada tanggapan dari militer Pakistan terkait insiden.

Seorang perwira militer India, Letkol Brijesh Panday, mengatakan pihaknya menembak tiga militan asal Pakistan yang berusaha menyusup ke dalam perbatasan India. Tetapi, dua militan lainnya disebut berhasil melarikan diri kembali ke Pakistan.

Korban Ledakan di India Jadi 100 Orang

Pasukan India telah menghadapi serangan dari separatis muslim di Kashmir sejak 1989. Pakistan menolak tuduhan India bahwa mereka melatih dan mempersenjatai pemberontak di wilayah Kashmir yang mereka kuasai, serta secara sengaja mengirimkan mereka menyusup ke wilayah India.

Menteri Pertahanan India Arun Jaitley, mengatakan militer akan membalas serangan. "Agar semua orang yakin bahwa pasukan bersenjata kami, pasukan paramiliter kami sepenuhnya siap dan mereka hanya menjawab setiap provokasi," kata Jaitley.

Militer Pakistan dilaporkan menyerang 10 pos pasukan India di sepanjang garis kendali (LoC) yang menjadi batas de facto. Pertempuran terjadi sejak Jumat lalu, 3 Oktober 2014, dan terus berlanjut hingga Senin.

Jaitley menegaskan bahwa Pakistan harus menyadari situasi yang terjadi tidak akan membantu dalam upaya normalisasi hubungan dengan India. Insiden itu juga memicu keraguan akan adanya perkembangan dalam pembicaraan damai di masa pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Sebelumnya, Modi membuat banyak pengamat terkejut, setelah mengundang PM Pakistan Nawaz Sharif pada pelantikannya, Mei lalu. Namun perbaikan hubungan menjadi tawar, setelah Modi membatalkan seruan untuk dialog, akhir September lalu. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya