India: Pakistan Harus Bayar Mahal

Pagar perbatasan Pakistan-India di wilayah sengketa Kashmir.
Sumber :
  • REUTERS/Mukesh Gupta
VIVAnews
Bank Sumut Promosikan Pariwisata Danau Toba Melalui Pertemuan BPD se-Indonesia
- India mengancam Pakistan akan membayar harga yang mahal jika tidak menghentikan serangan ke perbatasan India di Kashmir. Sedikitnya sembilan warga sipil Pakistan dan enam warga sipil India dilaporkan tewas sejak pertempuran pecah di sepanjang 200 kilometer perbatasan, pekan lalu.

Jokowi: Indonesia Succeeded in Reducing Stunting Rate

Menteri Pertahanan India, Arun Jaitley, yang dikutip
Kunci Pelita Jaya Bekap Prawira Bandung dan Lolos Putaran Final BCL Asia
Reuters , Kamis 9 Oktober 2014, mengatakan, India akan melakukan pembalasan atas serangan Pakistan. "Jika Pakistan meneruskan serangan ini, pasukan kami akan terus melawan. Biayanya tidak akan terbayarkan," ujarnya.


Sejumlah insiden penembakan secara sporadis disebut kerap terjadi di Kashmir, wilayah Himalaya yang diperebutkan kedua negara sejak Kemerdekaan Pakistan pada 1947. Namun, pertempuran yang terjadi sepekan terakhir merupakan yang terbesar dari jumlah korban warga sipil.


Kedua pihak saling tuding bahwa pihak lawan menyerang warga sipil dan melanggar perjanjian perbatasan. Jaitley menepis kemungkinan memulai pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran. "Bagaimana kami dapat berbicara jika serangan masih terjadi?" katanya.


Seorang pejabat keamanan senior India mengatakan, pasukan India hanya membalas tembakan senapan dan mortir ke lebih dari 50 pos militer di sepanjang perbatasan, Kamis. Sementara itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi, setelah bertemu dengan panglima angkatan udara, mengatakan situasi akan segera membaik.


Pemerintah India dilaporkan telah menggelar pertemuan para pejabat keamanan untuk membahas cara menangani konflik, Rabu 8 Oktober.  Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, akan menggelar pertemuan, Jumat 10 Oktober.


Hampir 20.000 warga India disebut mengungsi dari rumah mereka di wilayah Jammu. Seorang perwira senior India di Kashmir, mengatakan, konflik antara kedua pihak biasanya diselesaikan dengan melakukan pertemuan di antara perwira senior di perbatasan.


Namun, hingga saat ini belum ada rencana untuk pertemuan itu. "Butuh disiplin ketat dari kedua pihak dan itu hanya bisa jika ada komitmen dari para pemimpin," kata Talat Masood, purnawirawan Pakistan berpangkat Letjen. Menurut dia, saat ini terlihat tidak ada komitmen yang kuat dari kedua pihak. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya