ISIS Diduga Kuasai Ribuan Amunisi Kimia Irak

ISIS rilis video latihan
Sumber :
  • Youtube
VIVAnews
Gaji UMR Mahal, Restoran di New York Pekerjakan Warga Filipina Jadi Kasir Virtual Lewat Zoom
- Dokumen-dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) yang dilansir
Reuters
Segera Dipersunting Rizky Febian dengan Prosesi Ijab Kabul, Mahalini Raharja Bakal Mualaf?
, Kamis 16 Oktober, menyebutkan penemuan 4.990 amunisi kimia di Irak, yang kini diduga telah jatuh ke tangan militan ISIS.
Geger TikTokers Bima Yudha Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Responsnya Dinilai Berkelas

Sementara laman
The New York Times
menyebut sejak invasi militer AS ke Irak pada 2003, berbagai insiden terus dilaporkan tentang tentara AS terluka akibat senjata kimia yang tersisa dari Perang Irak-Iran.


Salah satu laporan menyebut Sersan Duling, pada Agustus 2008, memimpin unit pasukannya ke sebuah gudang senjata kimia di luar kota Baghdad. Duling menyebut tentang penemuan gas mustard, namun AS diduga sengaja menyembunyikan laporan.


Alasan disembunyikannya penemuan senjata kimia, diduga karena AS bertanggungjawab atas kepemilikan senjata kimia oleh Irak. Pada lima atau enam insiden tentara terluka, senjata kimia itu didesain di AS dan diproduksi di Irak oleh perusahaan-perusahaan Barat.


Banyak selongsong yang digunakan dari jenis M110S, yang dikembangkan militer AS beberapa dekade lalu untuk penggunaan gas mustard. Disebut
The New York Times
, AS mengekspor selongsong dan teknologinya.


"Saat Irak berbelanja senjata pada 1980an, mereka mendapatkan perusahaan Italia dan Spanyol yang bersedia memperbanyaknya. Pada dokumen rahasia PBB disebutkan bahwa kedua negara itu telah menjual 85.000 selongsong M110S ke Irak, pada 1988.


Dokumen-dokumen internal pemerintah Irak menyebut bahwa selama Perang Irak-Iran (1980-1988), Baghdad secara aktif mengembangkan senjata kimia dengan bantuan negara-negara Barat seperti AS, Jerman Barat, Belanda, Inggris dan Prancis.


Selama perang tercatat lebih dari 50.000 warga sipil dan tentara Iran terbunuh karena senjata kimia Irak. Pusat penyimpanan senjata kimia Irak terbesar adalah di Muthanna, yang sejak Juni lalu telah dikuasai oleh ISIS.


Tindakan AS menyembunyikan laporan tentang senjata kimia dikhawatirkan bakal berdampak saat ini. Akhir pekan lalu, mantan Wakil Presiden AS Dick Cheney, memperkirakan bahwa serangan teror ke AS di masa depan bisa jauh lebih mematikan dari sebelumnya. "Kita dalam masa yang sangat berbahaya," kata Cheney. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya