Dubes Zahrain: Malaysia Serius Tangani Sengketa Perbatasan dengan RI

Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk RI, Zahrain Mohamed Hashim
Sumber :
  • VIVAnews/Santi Dewi
VIVAnews - Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Indonesia, Zahrain Mohamed Hashim, menegaskan bahwa pemerintahnya serius dalam menuntaskan sengketa perbatasan dengan Indonesia.
10 Makanan Wajib Dihindari Jika Ingin Awet Muda Seperti Ade Rai, Nomor 2 Paling Sulit

Pernyataan itu dilontarkan sebagai respons atas pemberitaan yang ditulis media online nasional yang menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta keseriusan Negeri Jiran untuk menangani isu tersebut. 
Israel Berlakukan Keadaan Siaga di Perbatasan Lebanon, Ada Apa?

Ditemui dalam sesi pertemuan terbatas dengan media, termasuk VIVAnews, di Gedung Kedutaan Besar Malaysia hari ini, Jumat 17 Oktober 2014, Zahrain mengaku terkejut dengan isi pemberitaan itu.
Resmi, PSSI Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Hingga 2024

Dalam pemberitaan yang berjudul "SBY Minta Malaysia Serius Selesaikan Sengketa Perbatasan" yang ditulis media tersebut, memuat pernyataan SBY di hadapan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Media itu menyebut informasi itu dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet. 

Dia meminta Malaysia untuk serius menyelesaikan sengketa perbatasan dengan RI. SBY berujar, jika sengketa perbatasan tidak tuntas, hanya akan menghantui politik dan keamanan dua negara. Bahkan, tidak jarang sengketa dapat berujung kepada konflik terbuka. 

"Saya bingung dengan isi pemberitaan itu, maka saya cek ke Kementerian Luar Negeri Indonesia kemarin malam. Dari individu yang turut hadir dalam pertemuan internal dengan Presiden SBY tersebut, mereka mengatakan maksud Beliau lebih kepada menasihati. Dan, itu berlaku untuk semua pejabat Menteri," papar Zahrain. 

Dia menambahkan, nasihat SBY itu juga ditujukan kepada pemerintahan baru yang akan terbentuk pada pekan depan.

"Jadi, maksudnya bukan berarti Presiden SBY meminta Malaysia agar lebih serius menangani hal itu. Karena, kami memang serius dalam menanganinya. Bahkan, beberapa kali kami melakukan pertemuan dengan pejabat dari Indonesia untuk membahas mengenai hal itu," kata dia. 

Pemerintah Malaysia pun, ujar Zahrain, menerima dengan tangan terbuka nasihat tersebut. Karena, nasihat SBY, tidak ditujukan untuk memperkeruh masalah perbatasan.  

Diplomat yang juga seorang politisi itu menjelaskan, saat ini memang masih ada empat kasus sengketa perbatasan wilayah di antara kedua negara, yakni di area Sulawesi, di mana oleh Indonesia disebut sebagai Laut Ambalat. 

"Lalu, area di Tanjung Datu, Selat Malaka, dan sebelah timur Singapura," kata Zahrain. 

Dia menambahkan, untuk empat area itu, proses negosiasi masih terus berjalan. Permasalahan yang ada saat ini, ujar Zahrain, yaitu bagaimana menemukan titik temu atas tuntutan kedua pihak. 

"Permasalahan ini kan dimulai karena kedua negara saling klaim satu wilayah yang sama dan kini kami tengah berupaya menyelesaikan hal itu. Prosesnya kini sudah memasuki tahap teknis," ujar dia. 

Sengketa wilayah perbatasan kedua negara sudah berlangsung sejak lama. Salah satu yang sempat menghangat yaitu di wilayah Ambalat. Dari data VIVAnews, konflik itu sudah berlangsung sejak tahun 1967 silam. 

, kapal perang TNI AL, KRI Untung Suropati-872 menghalau kapal perang milik Tentara Diraja Laut Malaysia, KD Yu-308 di perairan Blok Ambalat. Namun, SBY sejak awal selalu menekankan Ambalat masuk dalam wilayah kedaulatan Indonesia. 

Kendati begitu, dia memilih menyelesaikan masalah sengketa  melalui jalur damai dan negosiasi. 

"Karena saya yakin itu wilayah kita. Kita selesaikan dengan semangat ASEAN, dengan menjaga ASEAN secara damai," kata SBY kala itu. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya